Jumat, 04 Januari 2019

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) TENTANG MOBILISASI DINI PADA IBU POST SC


SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
TENTANG MOBILISASI DINI PADA IBU POST SC
DI RUANG KEBIDANAN RST. Tk. III Dr. REKSODIWIRYO PADANG
A.    Latar Belakang
Sectio caesarea adalah persalinan atau lahirnya janin dan plasenta melalui  sayatan dinding abdomen dan uterus, karena disebabkan antara ukuran kepala dan  panggul atau ukuran lingkar panggul ibu tidak sesuai dengan ukuran lingkar kepala   janin yang menyebabkan ibu tidak dapat melahirkan secara alami (Wiknjosastro, 2016).
Menurut Sarwono (2015) sectio caesarea merupakan suatu persalinan buatan dimana janin dilahirkan melalui insisi dinding perut dan dinding  rahim dalam  keadaan utuh serta berat janin diatas 500 gram.
Konsep perawatan dasar pada masa nifas atau masa pascasalin pasien pasca  sectio caesarea yaitu mobilisasi dini yang diberikan setelah tindakan sectio caesarea. Mobilisasi dini post partum adalah suatu pergerakan, posisi atau adanya kegiatan yang  dilakukan ibu setelah beberapa jam melahirkan dengan persalinan sectio caesarea dengan tujuan untuk mencegah komplikasi post operasi sectio caesarea dan supaya ibu merasa lebih sehat juga membantu memperoleh kekuatan, mempercepat kesembuhan,  namun mobilisasi harus tetap dilakukan secara hati – hati (Viane,Milka,  2013).
Sedangkan menurut Marfuah, Isti  (2012)  Mobilisasi dini post  sectio  caesarea adalah  suatu  pergerakan,  posisi  atau  adanya kegiatan yang dilakukan ibu setelah beberapa jam melahirkan dengan persalinan sesarea.
Menurut Kasdu (2013) Mobilisasi dini post partum pasca sectio caesarea seharusnya mulai dilakukan pada 6 jam pertama pasca operasi.  Akan tetapi, belum  banyak ibu post partum dengan sectio caesarea mengetahui tentang mobilisasi dini. Mengingat mobilisasi dini pasca sectio caesarea berguna untukmempercepat penyembuhan luka operasi, mempertahankan tonus otot, dan banyak manfaat lainnya.
Jumlah operasi caesar di dunia ini telah meningkat tajam dalam 20 tahun  terakhir. WHO memperkirakan angka persalinan dengan operasi adalah sekitar 10%  sampai 15% dari semua proses persalinan di negara-negara berkembang, dibandingkan  dengan Amerika sekitar 23% dan Kanada 21% pada tahun 2005. Sedangkan di negara  Inggris  angka  kejadian  relatif  stabil  ya i tu  antara  11 - 12%  di  Italia pada tahun 1980 sebesar 3,2%  - 14,5% pada tahun 1987 meningkat menjadi  17,5%.
Di Indonesia terjadi peningkatan operasi caesar dimana tahun 2013 sebesar  47,22%, tahun 2014 sebesar 45,19%, tahun 2015 sebesar 47,13%, tahun 2006 sebesar  46,87%, tahun 2008 sebesar 53,22%  (Mukaromah,  2016 dalam  Yoyok, 2017 ). Angka kejadian operasi caesar di propinsi sumatra barat tahun 2016 berjumlah 3.401 operasi  dari 170.000 persalinan atau sekitar 20% dari seluruh persalinan (Yoyok, 2017).
Data d RST kjadian yang SC 3bln trakhir brp???
Pada ibu post partum dengan sectio caesarea sering kali mengeluh nyeri daerah operasi sehingga ibu enggan melakukan mobilisasi dini. Selain itu, alasan tidak mau mobilisasi adalah karena takut jahitan lepas sehingga ibu tidak berani merubah posisi.  Pengetahuan tentang mobilisasi dini yang kurang pada ibu post sectio caesarea dapat mempengaruhi berlangsungnya pelaksanaan mobilisasi dini sehingga dapat menyebabkan terjadinya resiko tirah baring lama seperti gangguan  sirkulasi darah (Apriani, 2014).
Salah satu manfaat mobilisasi pada ibu dengan post sectio caesarea adalah mempercepat organ tubuh bekerja seperti semula dan dapat membantu memperbaiki   sirkulasi darah ke seluruh tubuh, sehingga tubuh mampu menghasilkan zat pembakar    dan pembangun yangmembantu proses penyembuhan luka, dimana proses  penyembuhan luka terdiri dari  fase inflamasi, fase proliferasi, dan fase maturasi. Pada   fase inflamasi dan proliferasi membutuhkan sirkulasi darah yang baik yang akan  membantu  kesembuhan  luka.  Sirkulasi darah yang baik akan membantu memenuhi  nutrisi sel dalam darah sehingga membantu mempercepat pertumbuhan jaringan. Mobilisasi dini dapat dilakukan 6 jam pasca sectio caesarea dengan menggerakkan  lengan, tangan, memutar pergelangan kaki, mengangkat tumit, menekuk dan menggeser otot kaki. Setelah 6-10 jam ibu diharuskan miring kiri dan kekanan, setelah 24 jam ibu dianjurkan untuk dapat belajar duduk, setelah ibu dapat duduk dianjurkan  ibu belajar berjalan (Kasdu, 2013).
Melihat pentingnya mobilisasi dini pada ibu post partum dengan sectio caesarea maka  peran seorang perawat sangat diperlukan dalam membantu pasien  pasca operasi  sectio caesarea adalah  untuk memberikan penjelasan dan motivasi, mendampingi serta  membimbing pasien pasca operasi sectio caesarea untuk  melakukan  mobilisasi sedini  mungkin,  berdasarkan  uraian  di  atas  maka  kelompok 2 tertarik   untuk   memberikan penyuluhantentang mobilisasi dini pada ibu post sectio caesarea di Ruang Kebidanan RSTTk. III Dr. Reksodiwiryo Padang.

B.     Tujuan Penyuluhan
1.      Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan keluarga atau pasien mampu memahami terkait dengan mobilisasi dini pada ibu post sc.
2.      Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan selama ± 1 x 25menit, audiensdapat :
a.       Audiens mampu memengetahui pengertian Mobilisasi dini pada ibu post sc.
b.      Audiens mampu memengetahui tujuan dari Mobilisasi dini pada ibu post sc.
c.       Audiens mampu memengetahui kerugian jika tidak melakukkan mobilisasi.
d.      Audiens mampu memahami terkait dengan tahap-tahap mobilisasi dini pada ibu post sc.
e.       Audiens mampu mendemonstrasikan pelaksanaan mobilisasi dini.
C.    Kriteria Peserta Penyuluhan
a.       Klien Dengan Keadaan Sadar
b.      Klien post partum atau post sc
c.       Keluarga klien
D.    Waktu Dan Tempat
Hari/ tanggal        : Selasa, 21 Agustus 2018
Pukul                    : 11 :00 s/d 11: 25WIB
Tempat                 : Ruang Kebidanan
E.     Metode
-        Ceramah
-        Diskusi
-        Tanya Jawab
F.     Setting Tempat






























































 








Keterangan :
                        : Pasien dan keluarga
                        : Moderator
                        : Penyaji/presenter
                        : Fasilitator
                        : Observer
G.    Pengorganisasian
1.      Moderator : Dedea Therenly Harka
Tugas :
-        Membuka acara, mengkoordinir persiapan dan pelaksanaan penyuluhan
-        Membuka sesi tanya jawab
-        Menutup acara
2.      Presenter : Evi Oktaviani
Tugas :
-        Mempersiapkan materi penyuluhan
-        Memberikan reinforcement positif
-        Meluruskan konsep
3.      Fasilitator :
a)      Rika Yulelda
b)      Sisi Mardia Okta s
c)      Ozy Chandra Kusuma
d)     Novdi Putradi
Tugas :
-        Menyiapkan tempat
-        Memotivasi peserta untuk aktif selama penyuluhan
4.      Observer : Mutiara Putri Utami
Tugas :
-        Mengamati proses pelaksanaan kegiatan dari awal sampai akhir
-        Membuat laporan hasil penyuluhan yang telah dilaksanakan
H.    Pelaksanaan
1.      Persiapan Alat
-        Leaflet
-        LCD
-        Laptop

2.      Langkah-langkah Kegiatan
No
Kegiatan Mahasiswa
Kegiatan Klien
Waktu
1
Pembukaan
-     Mengucap Salam
-     Memperkenalkan diri
-     Menjelaskan tujuan penyuluhan.
-     Kontrak waktu
-     Kontrak bahasa

-     Menjawab Salam
-     Memperhatikan
-     Mendengarkan
-     Memperhatikan
-     Menyepakati



5 Menit
2
Pelaksanaan
-     Menggali pengetahuan audien tentang pengertian Moblisasi dini pada ibu post sc.
-     Memberi reinforcement positif
-     Menjelaskan pengertian Moblisasi dini pada ibu post sc dengan benar.
-     Menggali pengetahuan tentang tujuan pengertian Moblisasi dini pada ibu post sc.
-     Memberi reinforcement positif
-     Menjelaskan tentang tujuan pengertian Moblisasi dini pada ibu post sc dengan benar
-     Menggali pengetahuan audiens tentang kerugian jika tidak melakukkan mobilisasi.
-     Memberi reinforcement positif
-     Menjelaskan tentang kerugian jika tidak melakukkan mobilisasi.
-     Menggali pengetahuan audiens tentang tahap-tahap mobilisasi dini pada ibu post sc.
-     Memberi reinforcement positif
-     Menjelaskan tentang tahap-tahap mobilisasi dini pada ibu post sc.
-     Menggali kemampuan audiens untuk melakukan mobilisasi dini dengan benar.
-     Memberi reinforcement positif
-     Mendemonstrasikan mobilisasi dini pada ibu post sc dengan benar sesuai standar.

-     Memberi kesempatan audiens untuk bertanya .
-     Memberi reinforcement positif
-     Memberi kesempatan audien yang lain untuk menjawab.
-     Memberi reinforcement positif dan melurus kan konsep.


-     Menanggapi dan menjelaskan
-     Mendengarkan dan menjelaskan
-     Mendengarkan dan memperhatikan

-     Menanggapi dan menjelaskan
-     Mendengarkan dan memperhatikan
-     Mendengarkan dan memperhatikan

-     Menanggapi dan menjelaskan
-     Mendengarkan dan memperhatikan
-     Mendengarkan dan memperhatikan
-     Menanggapi dan menjelaskan
-     Mendengarkan dan memperhatikan
-     Mendengarkan dan memperhatikan
-     Menanggapi dan menjelaskan
-     Mendengarkan dan memperhatikan
-     Mendengarkan dan memperhatikan, dan mendemonstrasi kan
-     Menanggapi dan menjelaskan
-     Mendengarkan dan memperhatikan
-     Menanggapi dan menjelaskan


15 Menit
3
Penutup
-     Mengevaluasi materi yang telah diberikan
-     Bersama audien menyimpulkan materi yang telah disampaikan
-     Meminta masukan dari pembimbing akademik dan pembimbing klinik
-     Menutup dan memberi salam

-     Mendengarkan
-     Ikut menyimpulkan materi bersama presenter
-     Mendengarkan
-     Menjawab salam

5 Menit
I.       Kriteria evaluasi
a.      Evaluasi struktur
-        Penyuluhan dan peserta dapat hadir sesuai rencana
-        Tempat, media, serta alat alat untuk penyuluhan tersedia sesuai rencana
b.      Evaluasi proses
-        Pelaksanaan kegiatan sesuai waktu yang direncanakan
-        Peserta penyuluhan mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
-        Peserta berperan aktif dalam jalan nya diskusi
c.       Evaluasi Hasil
-        Audiens mampu memengetahui pengertian Mobilisasi dini pada ibu post sc.
-        Audiens mampu memengetahui tujuan dari Mobilisasi dini pada ibu post sc.
-        Audiens mampu memengetahui kerugian jika tidak melakukkan mobilisasi.
-        Audiens mampu memahami terkait dengan tahap-tahap mobilisasi dini pada ibu post sc.
-        Audiens mampu mendemonstrasikan pelaksanaan mobilisasi dini dengan benar.
MATERI PENYULUHAN
A.    Pengertian Mobilisasi dini pada ibu post sc
Mobilisasi adalah suatu pergerakan dan posisi yang akan melakukan suatu aktivitas / kegiatan. Mobilisasi ibu post partum adalah suatu pergerakan, posisi atau adanya kegiatan yang dilakukan ibu setelah beberapa jam melahirkan dengan persalinan Caesar (Kasdu,2013).
B.     Tujuan Mobilisasi dini pada ibu post sc
Beberapa tujuan dari mobilisasi dini pada ibu post sc menurut (Kasdu,2013) antara lain :
1)      Membantu jalannya penyembuhan penderita / ibu yang sudah melahirkan.
2)      Untuk menghindari terjadinya infeksi pada bekas luka sayatan setelah operasi seksio sesaria,
3)      Mengurangi resiko terjadinya konstipasi,
4)      Mengurangi terjadinya dekubitus, kekakuan atau penegangan otot – otot di seluruh tubuh,
5)      Mengatasi terjadinya gangguan sirkulasi darah, pernafasan, peristaltik maupun berkemih.
6)      Penderita merasa lebih sehat dan kuat dengan early ambulation.
a)      Dengan bergerak, otot –otot perut dan panggul akan kembali normal sehingga otot perutnya menjadi kuat kembali dan dapat mengurangi rasa sakit dengan demikian ibu merasa sehat dan membantu memperoleh kekuatan, mempercepat kesembuhan.
b)      Faal usus dan kandung kencing lebih baik.
c)      Dengan bergerak akan merangsang peristaltic usus kembali normal.
d)     Aktifitas ini juga membantu mempercepat organ-organ tubuh bekerja seperti semula.
C.    Kerugian Bila Tidak Melakukan Mobilisasi dini
1.      Peningkatan suhu tubuh Karena adanya involusi uterus yang tidak baik sehingga sisa darah tidak dapat dikeluarkan dan menyebabkan infeksi dan salah satu dari tanda infeksi adalah peningkatan suhu tubuh.
2.      Perdarahan yang abnormal Dengan mobilisasi dini kontraksi uterus akan baik sehingga fundus uteri keras, maka resiko perdarahan yang abnormal dapat dihindarkan, karena kontraksi membentuk penyempitan pembuluh darah yang terbuka
3.      Involusi uterus yang tidak baik Tidak dilakukan mobilisasi secara dini akan menghambat pengeluaran darah dan sisa plasenta sehingga menyebabkan terganggunya kontraksi uterus.
D.    Tapah- tahap mobilisasi dini
Mobilisasi dini dilakukan secara bertahap (Kasdu,2003) Tahap- tahap mobilisasi dini pada ibu post operasi seksio sesarea :
1)      Meregangkan telapak kaki
Ibu berbaring di tempat tidur, kemudian bentuk gerak lingkaran dengan telapak kaki satu demi satu. Kemudian regangkan masing – masing telapak kaki dengan cara menarik jari – jari kaki ibu ke arah betis, lalu balikkan ujung telapak kaki ke arah sebaliknya sehingga ibu merasakan otot betisnya berkontraksi. Lakukan gerakan ini dua atau tiga kali sehari.
2)      Bernafas Dalam
a)      Berbaring dan tekukkan kaki sedikit.
Tempatkan kedua tangan ibu dibagian dada atas dan tarik nafas. Arahkan nafas itu ke arah tangan ibu,lalu tekanlah dada saat ibu menghembuskan nafas.
b)      Kemudian Tarik Nafas Sedikit Lebih Dalam.
Tempatkan kedua tangan diatas tulang rusuk, sehingga ibu dapat merasakan paru – parumengembang, lalu hembuskan nafas seperti sebelumnya.
c)      Cobalah untuk bernafas lebih dalam sehingga mencapai perut.
Hal iniakan merangsang jaringan – jaringan di sekitar bekas luka. Sanggainsisi ibu dengan cara menempatkan kedua tangan secara lembut diatas daerah tersebut. Kemudian, tarik dan hembuskan nafas yang lebih dalam lagi beberapa kali. Ulangi sebanyak tiga atau empat kali.

3)      Duduk tegak
a)      Tekuk lutut dan miring ke samping.
b)      Putar kepala ibu dan gunakan tangan – tangan ibu untuk membantu dirinya ke posisi duduk. Saat melakukan gerakan yang pertama, luka akan tertarik dan terasa sangat tidak nyaman, namun teruslah berusaha dengan bantuan lengan sampai ibu berhasil duduk. Pertahankan posisi itu selama beberapa saat.
c)      Kemudian, mulailah memindahkan berat tubuh ke tangan , sehingga ibu dapat menggoyangkan pinggul ke arah belakang. Duduk setegak mungkin dan tarik nafas dalam – dalam beberapa kali, luruskan tulang punggung dengan cara mengangkat tulang-tulang rusuk. Gunakan tangan ibu untuk menyangga insisi. Cobalah batuk 2 atau 3 kali.

4)      Bangkit Dari Tempat Tidur
a)      Gerakkan tubuh ke posisi duduk. Kemudian gerakkan kaki pelan – pelan ke sisi tempat tidur. Gunakan tangan ibu untuk mendorong ke depan dan perlahan turunkan kedua telapak kaki ibu ke lantai.
b)      Tekanlah sebuah bantal dengan ketat di atas bekas luka ibu untuk menyangga. Kemudian, coba bagian atas tubuh ibu. Cobalahmeluruskan seluruh tubuh lalu luruskan kedua kaki ibu.

5)      Berdiri dan meraih
Duduklah di bagian tepi tempat tidur, angkat tubuh hingga berdiri.Pertimbangkanlah untuk  mengontraksikan otot – otot punggung agardada  mengembang dan meregang. Cobalah untuk mengangkat tubuh, mulai dari pinggang perlahan – lahan, melawan dorongan alamiah untukmembungkuk, lemaskan tubuh ke depan selama satu menit.

6)      Berjalan
Dengan bantal tetap tertekan di atas bekas luka, berjalanlah ke depan. Saat berjalan usahakan kepala tetap tegak, bernafas lewat mulut. Teruslah berjalan selama beberapa menit sebelum kembali ke tempat tidur.

7)      Menarik perut
Berbaringlah di tempat tidur dan kontraksikan otot – otot dasar pelvis, dan cobalah untuk menarik perut. Perlahan – lahan letakkan kedua tangan di atas bekas luka dan berkonsentrasilah untuk menarik perut menjauhi tangan ibu. Lakukan 5 kali tarikan, dan lakukan 2 kali sehari.

8)      Saat menyusui
Tarik perut sembari menyusui. Kontraksikan otot – otot perut selama beberapa detik lalu lemaskan. Lakukan 5 sampai 10 kali setiap kali ibu menyusui.
Gambar tahapannya ada???
E.     Pelaksanaan Mobilisasi Dini pada ibu post sc
a)      Hari ke 0 :
Ibu bedrest total (tiduran) hingga 12 jam.
b)      Hari ke 1 :
-        Berbaring miring ke kanan dan ke kiri yang dapat dimulai sejak 6-10 jam setelah penderita / ibu sadar
-        Latihan pernafasan dapat dilakukan ibu sambil tidur terlentang sedini mungkin setelah sadar.
c)      Hari ke 2 :
-        Ibu dapat duduk 5 menit dan minta untuk bernafas dalam-dalam lalu menghembuskannya disertai batuk- batuk kecil yang gunanya untukmelonggarkan pernafasan dan sekaligus menumbuhkan kepercayaan pada diri ibu/penderita bahwa ia mulai pulih.
-        Kemudian posisi tidur terlentang dirubah menjadi setengah duduk
-        Selanjutnya secara berturut-turut, hari demi hari penderita/ibu yang sudah melahirkan dianjurkanbelajar duduk selama sehari.
d)     Hari ke 3 sampai 5
-        Belajar berjalan kemudian berjalan sendiri pada hari setelah operasi.
-        Mobilisasi secara teratur dan bertahap serta diikuti dengan istirahat dapatmembantu penyembuhan ibu.
Ini gak sesuai dg mobilisasi druangan.
Cb cari lg teori yang mndekati yg dipake diruangan
Misalnya, kapan MIKA MIKI, DUDUK, DAN BERJALAN

TAMBAHKAN LEAFLET







DAFTAR PUSTAKA
Kasdu, Dini. 2013. Operasi Caesar  Masalah dan Solusinya. puspa sehat. Jakarta
Pusdiknakes, WHO, JHPIEGO. (2010) Post Partum, Jakarta: MNH
Kapeti, 2013 Mobilisasi pada pasien post op (http://macrofag.blogspot.com/2013/05/sap-mobilisasi-pada-pasien-post-operasi.html) diaksespada tanggal 18 Agustus 2018 pukul 18:01 Wib
Apriani,2014 Latar Belakang penelitian pentingnya mobilisasi dini pada ibu post sc (http://eprints.umpo.ac.id/2244/2/2.%20BAB%20I.pdf) diaksespada tanggal 18 Agustus 2018 pukul 18:01 Wib
Dokumen, 2015 Sap Mobilisasi pada pasien post sc dan normal (https://vdocuments.mx/sap-mobilisasi-pada-pasien-post-sc-dn-normal.html) diaksespada tanggal 18 Agustus 2018 pukul 18:01 Wib

1 komentar:

  1. Numpang promo ya Admin^^
    ayo segera bergabung dengan kami di ionqq^^com
    dengan minimal deposit hanya 20.000 rupiah :)
    Kami Juga Menerima Deposit Via Pulsa & E-Money
    - Telkomsel
    - XL axiata
    - OVO
    - DANA
    segera DAFTAR di WWW.IONPK.CLUB :-*
    add Whatshapp : +85515373217 ^_~

    BalasHapus