Senin, 01 Oktober 2018

KEBUTUHAN DASAR TUMBUH KEMBANG ANAK”


MAKALAH TERKAIT
“ KEBUTUHAN DASAR TUMBUH KEMBANG ANAK”

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 4
EVI OKTAVIANI
SELLA RISKA ANGGRAINI
M.ABDUL JALIL
MEGI WAHYUDI
SISI MARDIA OKTASARI
IRMA SALISMI
DEDEA THERENLY HARKA
NIKE NOVALIA




PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
STIKES ALIFAH PADANG
TAHUN AJARAN 2017/2018



BAB II
TINJAUAN TEORI
1.      Pengertian Pertumbuhan Dan Perkembangan
Istilah tumbuh kembang sebenarnya mencangkup dua peristiwa yang sifatnya berbeda, akan tetapi saling berkaitan dan sulit di pisahkan yaitu perkembang dan petumbuhan. Pertumbuhan (growth) berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu, yang bisa diukur dengan ukuran berat (gram, pound, kilogram), ukuran panjang (cm,meter), umur tulang dan keseimbangan metabolik (retensi kalsium dan nitrogen tubuh), sedangkan perkembangan (development) adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan (Soetjiningsih, kuliahbidan.wordpress.com).
Pertumbuhan adalah bertambah banyak dan besarnya sel seluruh bagian tubuh yang bersifat kuantitatif dan dapat diukur; sedangkan perkembangan adalah bertambah sempurnanya fungsi dari alat tubuh (Depkes RI).
Pertumbuhan berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar, jumlah ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu; perkembangan lebih menitikberatkan aspek perubahan bentuk atau fungsi pematangan organ atau individu, termasuk perubahan aspek sosial atau emosional akibat pengaruh lingkungan ( markum, dkk).
Pertumbuhan dan perkembangan memiliki makna yang berbeda akan tetapi kedunnya tidak dapat dipisahkan, pertumbuhan menunjukkan arti perubahan kuantitatif. Pertambahan dalam ukuran dan struktur. Sedangkan, perkembangan menujukkan perubahan kuantitaif dan kualitatif ( Elizabet. B. Hurlock. 1978).
Sehingga dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan mempunyai dampak terhadap aspek fisik, sedangkan perkembangan berkaitan dengan pematangan fungsi organ / individu. Walaupun demikian, kedua peristiwa itu terjadi secara sinkron pada setiap individu.
2.      Ciri – Ciri Pertumbuhan Dan Perkembangan
Tumbuh kembang anak yang sudah dimulai sejak konsepsi sampai dewasa itu mempunyai ciri-ciri tersendiri, yaitu :
1)      Tumbuh kembang adalah proses yang kontinu sejak dari konsepsi sampai maturitas/dewasa, yang dipengaruhi oleh faktor bawaan dan lingkungan.
2)      Terdapat masa percepatan dan masa perlambatan, serta laju tumbuh kembang yang berlainan organ-organ.
3)      Pola perkembangan anak adalah sama pada semua anak,tetapi kecepatannya berbeda antara anak satu dengan lainnya.
4)      Perkembangan erat hubungannya dengan maturasi sistem susunan saraf.
5)      Aktifitas seluruh tubuh diganti respon individu yang khas.
6)      Arah perkembangan anak adalah sefalokaudal.
7)      Refleks primitif seperti refleks memegang dan berjalan akan menghilang sebelum gerakan volunter tercapai.
Yang perlu di ingat mengenai pertumbuhan dan perkembangan anak adalah setiap anak adalah individu yang unik, karean adanya faktor bawaan dan lingkungan yang berbeda, maka pertumbuhan dan pemcapaiannya kemampuan dalam nerkembangnya juga berbeda. Tetapi akan tetap menuruti patokan umum.
3.      Prinsip Pertumbuhan Dan Perkembangan
Untuk memahami anak usia dini lebih mendalam, orang tua, guru maupun pemerhati perlu mempunyai gambaran yang tepat mengenai prinsip-prinsip dan pola perkembangan anak usia dini dan kebutuhan -kebutuhan seperti kebutuhan jasmani, kebutuhan sosial, kebutuhan psikologi ini merupakan kebutuhan dasar dalam perkembangan anak usia dini. Jika kebutuhan-kebutuhan ini tidak terpenuhi secara memadai akan sangat mempengaruhi keutuhan perkembangan diri anak dimasa remaja dan dewasa. Orang tua, guru dan para pemerhati pendidikan juga harus memahaminya untuk mengetahui dengan mudah kebutuhan–kebutuhan yang diperlukan anak usia dini, pengetahuan tersebut sangat penting sehingga orang tua dan guru tidak mengharapakan sesuatu yang berlebihan kepada anak.
Prinsip-prinsip perkembangan adalah pola-pola umum dalam suatu proses perubahan alamiah yang teratur, universal dan berkesinambungan, yang dimaksud dengan perubahan yang teratur adalah pertumbuhan pada manusia yang berjalan normal mengikuti tata urutan yang saling berkaitan. Prinsip dasar pertumbuhan dan perkembangan adalah sebagai berikut :
1)      Perkembangan merupakan hal yang teratur dan mengikuti rangkaian tertentu.
2)      Perkembangan merupakan sesuatu yang terarah dan berlangsung terus dalan carasebagai berikut :
a)      Cephalocaudal, pertumbuhan berlangsung dari kepala ke arah bawah dari bagian  tubuh.
b)      Proximosdital, perkembangan berlangsung terus dari daerah pusat (proksimal) tubuh ke arah luar.
c)      Differantiation, ketika perkembangan berlangsung terus dari hal yang mudah kearah yang lebih kompleks.
3)      Perkembangan merupakan hal yang komplek. Dapat diprediksi, terjadi dengan pola yang konsisten dan kronologis.
4)       Perkembangan merupakan hal yang unik untuk individu dan untuk potensi genetik, dan setiap individu cenderung untuk mencari potensi maksimum perkembangan
5)      Perkembangan terjadi melalui konflik dan adptasi, dan aspek yang berbedaberkembang pada waktu yang berbeda, menciptakan periode dari keseimbangan dan ketidakseimbangan.
6)      Perkembangan meliputi tantangan bagi individu dalam bentuk tugas yang pasti sesuai umur kemampuan.
7)      Tugas perkembangan membutuhkan praktik dan tenaga, fokus perkembangan ini berbeda sesuai dengan setiap tahap perkembangan dan tugas yang dicapai.

4.      KEBUTUHAN DASAR ANAK
1)      ASUH (Kebutuhan Biomedis)
Yaitu menyangkut asupan gizi anak selama dalam kandungan dan sesudahnya, kebutuhan akan tempat tinggal, pakaian yang layak dan aman, perawatan kesehatan dini berupa imunisasi dan intervensi dini akan timbulnya gejala penyakit.
Atau Asuh Meliputi kebutuhan sandang, pangan, papan seperti: nutrisi, imunisasi, kebersihan tubuh & lingkungan, pakaian, pelayanan/pemeriksaan kesehatan dan pengobatan, olahraga, bermain dan beristirahat.
a.       Nutrisi:
Sejak anak di dalam rahim, ibu perlu memberikan nutrisi seimbang melalui konsumsi Makanan yang bergizi. Air Susu Ibu (ASI): nutrisi yang paling lengkap dan seimbang bagi bayi (terutama pada 6  bulan pertama atau ASI Eksklusif). Menu seimbang: protein, karbohidrat, lemak, vitamin, mineral, air.
b.      Imunisasi
Anak perlu diberikan imunisasi dasar lengkap agar terlindung dari penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi.
c.       Kebersihan
Meliputi kebersihan makanan, minuman, udara, pakaian, rumah, sekolah, tempat bermain dan transportasi.
d.      Bermain, aktivitas fisik, tidur
Anak perlu bermain, melakukan aktivitas fisik dan tidur karena hal ini bermanfaat untuk :
-        Merangsang hormon pertumbuhan, nafsu makan, merangsang metabolisme karbohidrat, lemak, dan  protein
-        Merangsang pertumbuhan otot dan tulang
-        Merangsang perkembangan
e.       Pelayanan Kesehatan :
Anak perlu diperiksa secara teratur. Contoh pelayanan kesehatan yang teratur pada anak Balita adalah : anak ditimbang minimal 8 kali setahun, dilakukan SDIDTK minimal 2 kali setahun dan diberikan kapsul Vitamin A dosis tinggi 2 kali setahun yaitu setiap bulan Februari dan Agustus. Tujuan pemantauan yang teratur untuk :
-        Mendeteksi secara dini dan menanggulangi bila ada penyakit dan gangguan tumbuh-kembang
-        Mencegah penyakit
-        Memantau pertumbuhan dan perkembangan anak.

2)      ASIH (Kebutuhan emosianal)
Yaitu pemberian kasih sayang. Penting menimbulkan rasa aman (emotional security) dengan kontak fisik dan psikis sedini mungkin dengan ibu. Kebutuhan anak akan kasih sayang, diperhatikan dan dihargai, pengalaman baru, pujian, serta tanggung jawab.
Pada tahun-tahun pertama kehidupan, hubungan erat, mesra, dan selaras antara ibu/pengganti ibu dengan anak merupakan syarat mutlak untuk menjamin tumbuh kembang  yang selaras baik fisik, mental, maupun psikologi. Berperannya dan kehadiran ibu/pengganti ibu sedini dan selanggeng mungkin, akan menjalin rasa aman bagi bayinya. Ini diwujudkan demgan kontak fisik (kulit/mata) dan psikis sedini mungkin, misalnya dengan menyusui bayi secepat mungkin segera setelah lahir.
Kekurangan kasih sayang ibu pada tahun-tahun pertama kehidupan mempunyai dampak negative pada tumbuh kembang anak baik fisik, mental maupun social emosi, yang disebut “Sindrom Deprivasi Maternal”. Kasih saying dari orang tua akan menciptakan ikatan yang eratdan kepercayaan dasar.
Pada tahun-tahun pertama kehidupannya (usia dini) bahkan sejak anak masih di dalam kandungan, anak mutlak memerlukan ikatan yang menciptakan rasa aman dan nyaman.
Untuk itu upayakan agar :
-        Anak merasa dilindungi
-        Memperhatikan minat, keinginan, dan pendapatnya
-        Memberi contoh, tidak memaksa
-        Membantu, mendorong/memotivasi menghargai pendapat anak
-        Mendidik dengan penuh kegembiraan melalui kegiatan bermain
-        Melakukan koreksi dengan kegembiraan dan kasih sayang (bukan ancaman/hukuman).

3)      ASAH (kebutuhan akan stimulasi mental dini)
Yaitu anak perlu distimulasi sejak dini untuk mengembangkan sedini mungkin kemampuan sensorik, motorik, emosi-sosial, bicara, kognitif, kemandirian, kreativitas, kepemimpinan, moral dan spiritual anak.
Asah adalah stimulasi yang diberikan. Untuk pemenuhan kebutuhan asah (stimulasi), meliputi upaya untuk melakukan stimulasi baik secara verbal maupun nonverbal. Proses ini merupakan cikal bakal proses pembelajaran, pendidikan, dan pelatihan yang diberikan sedini dan sesuai mungkin.
Tujuan stimulasi (Asah) Stimulasi anak usia dini (AUD) adalah kegiatan merangsang secara memadai kemampuan dasar anak agar tumbuh dan berkembang optimal sesuai potensi yang dimilikinya. Pemberian stimulasi/rangsangan (ASAH) juga perlu diberikan sejak dini, stimulasi diberikan sesuai dengan tahapan usia si kecil.
 Stimulasi adalah kegiatan merangsang dan melatih kemampuan anak yang berasal dari lingkungan luar anak (orang tua atau pengasuhnya).
-        Tujuan stimulasi untuk balita usia 0-1 tahun adalah agar mereka harus mengenal sumber suara dan mencari objek yang tidak kelihatan, melatih kepekaan perabaan, koordinasi mata-tangan dan mata- telinga.
-        Sedangkan untuk balita usia 2-3 tahun stimulasi yang diperlukan adalah melatih mengembangkan ketrampilan berbahasa, warna, mengembangkan kecerdasan dan daya imajinasi.
-        Tahapan balita usia 3-6 tahun adalah mengembangkan kemampuan perbedaan dan persamaan, berhitung, menambah dan sportivitas. Stimulasi akan membuat sistem syaraf berfungsi dengan baik. Tumbuh kembang otak manusia mencapai puncaknya saat balita mencapai usia lima tahun. Selain bantuan stimulasi dan nutrisi, yang tidak kalah penting adalah dukungan keluarga dalam mengoptimalkan stimulasi pada anak.
Pemberian stimulasi dan nutrisi pada anak tidak dapat diserahkan sepenuhnya kepada pengasuh atau baby sitter. Orangtua harus berperan aktif membina kebersamaan keluarga dan menciptakan waktu berkualitas (quality time) dengan waktu yang sedikit namun dimanfaatkan sebaik-baiknya.
Hal itu bisa diterapkan dalam hal sederhana misalnya makan bersama. Kesempatan itu dapat dimanfaatkan untuk mengenalkan aneka ragam makanan, nama dan warnanya kepada anak, serta mengajarkan ketrampilan makan. Saat anak minum susu dapat dibarengi membacakan buku cerita atau menonton televisi sambil menyelipkan pesan manfaat minum susu bagi anak. Usahakan mendampingi anak dan bercakap-cakap saat menonton televisi. Ajak anak berolahraga atau bermain mengenal alam dan lingkungannya pada akhir pekan. Kebersamaan antar orang tua dan anak sangat dibutuhkan untuk menjalin komunikasi guna memungkinkan pemberian stimulasi dan nutrisi yang tepat untuk anak.
Kebutuhan stimulasi atau upaya merangsang anak untuk memperkenalkan suatu pengetahuan ataupun keterampilan baru ternyata sangat penting dalam peningkatan kecerdasan anak. Stimulasi pada anak dapat dimulai sejak calon bayi berwujud janin, sebab janin bukan merupakan makhluk yang pasif. Di dalam kandungan, janin sudah dapat bernapas, menendang, menggeliat, bergerak, menelan, mengisap jempol, dan lainnya.
Terdapat 4 aspek kemampuan dasar anak yang perlu mendapatkan rangsangan yaitu: kemampuan gerak kasar, kemampuan gerak halus, kemampuan bicara dan berbahasa, serta kemampuan bersosialisasi (berinteraksi) dan kemandirian.
1)      Kemampuan gerak kasar atau kemampuan motorik kasar adalah kemampuan anak melakukan pergerakan dan sikap tubuh dengan melibatkan otot-otot besar, misal: kemampuan berguling, tengkurap, berdiri dan berjalan.
2)      Kemampuan gerak halus atau kemampuan motorik halus adalah kemampuan anak melakukan pergerakan bagian-bagian tubuh tertentu dengan melibatkan otot-otot kecil tetapi memerlukan koordinasi yang cermat, misal: menjepit dengan jari-jari, menulis, mengamati sesuatu.
3)      Kemampuan bicara dan bahasa adalah kemampuan anak mengungkapkan sesuatu melalui berbicara dan berbahasa, memberikan respon terhadap suara, mengikuti perintah, dst.
4)      Kemampuan bersosialisasi (berinteraksi) adalah kemampuan anak bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungan dan orang-orang di sekelilingnya, dan kemandirian adalah kemampuan melakukan sesuatu tanpa bantuan pihak lain atau mandiri (makan dan minum sendiri, memakai pakaian sendiri, dst). Kemampuan dasar lain yang juga perlu mendapatkan stimulasi adalah kemampuan kognitif, kreatifitas dan moral-spiritual
Beberapa prinsip dasar dalam melakukan stimulasi pada anak usia dini yang perlu diterapkan yaitu :
1)      Stimulasi dilakukan dengan dilandasi rasa cinta dan kasih sayang terhadap anak.
2)      Selalu tunjukkan perilaku yang baik karena anak cenderung meniru tingkah laku orang-orang terdekat dengannya.
3)      Dunia anak dunia bermain, karena itu stimulasi dilakukan dengan cara mengajak anak bermain, bernyanyi dan variasi lain yang menyenangkan, tanpa paksaan dan hukuman.
4)       Berikan stimulasi sesuai umur anak.
5)      Stimulasi dilakukan dengan cara-cara yang benar, secara bertahap dan berkelanjutan sesuai umur anak.
6)      Menggunakan alat bantu/alat permainan yang sederhana, aman dan ada disekitar kita.
7)      Anak laki-laki dan perempuan diberikan kesempatan yang sama.
Dalam menstimulasi tumbuh kembang anak ada beberapa langkah yang bisa dilakukan, diantaranya adalah :
1)      Berikan gizi dan makanan yang sesuai dengan masa pertumbuhan dan perkembangan pada anak,yang sangat diperlukan terutama dalam memacu pertumbuhan fisik dan otak pada anak.
2)      Mencukupi kebutuhan nutrisi seperti makanan yang banyak mengandung potein, vitamim B1, B6, yodium, asam folat, seng, DHA, dsb.
3)      Cukupi ASI. Karena ASI menjadi kebutuhan paling fundamental dalam membantu tumbuh kembang anak secara baik dan maksimal.
4)      Pentingnya melakukan stimulasi dini kepada anak.
Beberapa kategori yang harus diperhatikan berdasarkan usia anak supaya hasil yang didapatkan bisa sesuai dengan yang diinginkan, yakni :
1)      Usia anak 0-3 bulan, bentuk stimulasi dilakukan dengan memeluk, menggendong, mengajaknya tersenyum, berbicara, membunyikan suara seperti musik dan instrumen musik, dipegangkan mainan, dsb.
2)      Usia anak 3-6 bulan, bisa diajak dengan melihat wajah ibunya sendiri, ditengkurapkan, bolak-balik badannya dan duduk.
3)      6 – 9 bulan, bisa dengan memanggil namanya secara berulang-ulang, bertepuk tangan, bersalaman, dan mendongeng.
4)      Usia, 9-12 bulan, bisa dengan mengajarkannya memasukkan mainan ke dalam keranjang atau menyebut nama mama dan papanya karena prinsipnya anak sudah mengerti apa yang diperintahkan.
5)      Usia 12-18 bulan, ajari berjalan mengelilingi rumah, berikan pensil warna untuk mencorat-coret dan mulai mengenal warna-warni satu persatu.
6)      Usia 18-24 bulan, ajak anak untuk bertanya anggota tubuhnya seperti telinga, mata, tangan, hidung, mulut, dsb.
7)      Usia 2-3 tahun, kondisi dimana ia sudah hampir bisa melakukan semua hal. Saatnya bagi orang tua untuk mulai mengajarkan berbagai kata sifat sedih, gembira, senang. Dsb.
8)      Memberikan ragam stimulasi kinestetik mulai usia 0 hingga 6 tahun.

Bentuk stimulasi (asah) yang diberikan :
a)      Usia 0-1 tahun.
Di usia 3-4 bulan kandungan, janin sudah menunjukkan gerakan tubuh pertamanya, yang semakin bertambah sejalan dengan pertambahan usia kehamilan. Gerakan kedua muncul saat bayi lahir, yaitu gerak refleks. Gerakan seperti mengisap puting susu ibu, gerak refleks tangan dan kaki, mengangkat kepala saat ditengkurapkan, dan membuka jari saat telapak tangannya disentuh, merupakan gerakan refleks yang bertujuan untuk bertahan hidup, gerak refleks seharusnya distimulasi agar kemampuan awal si kecil terbentuk.
Contohnya, bila gerak refleks tangan distimulasi dengan baik, dalam usia 2-3 bulan, bayi memiliki kemampuan menggenggam benda-benda yang berukuran besar. Stimulasi yang bertahap dan berjenjang akan memberikan manfaat dalam kemampuan dan keterampilan menggenggam pada bayi. Bayi akan mampu menggenggam benda-benda yang lebih kecil hingga akhirnya bisa menggenggam sendok atau pensil warna.
Kemampuan kinestetik lain yang mesti dimiliki bayi usia 3-6 bulan adalah merayap dan merangkak. Kemampuan ini merupakan awal dari perkembangan bergerak maju, duduk, berdiri, dan berjalan. Orangtua bisa menempatkan bola warna-warni di depan bayi saat ia tengkurap. Warna-warni akan menarik bayi untuk mengambil dengan berusaha bergerak maju. Setelah merangkak, anak akan belajar berjalan. Untuk berjalan, diperlukan kekuatan otot kaki, punggung, perut, keseimbangan tubuh, koordinasi mata-tangan-kaki, serta aspek mental, emosional, dan keberanian. Dengan banyaknya aspek yang terlibat dalam proses berdiri dan berjalan, jumlah sel otak yang terstimulasi pun bertambah banyak. Saat belajar berjalan, anak mencoba merambat dan berdiri sambil berpegangan benda-benda yang kuat.
b)      Usia 1-2 tahun
Di usia setahun, seluruh kemampuan dan keterampilan kinestetiknya sudah terbentuk. Untuk itu, perlu diberikan pengembangan stimulasi dengan penambahan pada bentuk, media, tingkat kesulitan, dan lainnya. Cara yang mudah adalah banyak bermain bersama anak seperti berlari, melompat, melempar, menangkap, berguling, dan lain-lain. Anak akan lebih mudah belajar melempar daripada menangkap. Agar kemampuan anak menangkap bola atau benda bertambah, rajin-rajinlah orangtua bermain lempar-tangkap bola. Dengan cara ini pula kemampuan koordinasi mata dan tangan anak akan terlatih. Bila anak sudah mampu menangkap dan melempar, tingkat kesulitannya bisa ditambah.
Contohnya, menambah jarak lempar-tangkap, mengganti bola yang lebih besar dengan yang kecil, serta arah lemparan semakin cepat. Teknik-teknik tersebut akan membantu menguatkan otot-otot lengan anak serta mengembangkan keterampilan motorik halus dan kasar, koordinasi mata-tangan, visual-spasial, kecepatan reaksi, dan kelenturan. Kesemuanya, menurut Bambang, merupakan respon dari sel-sel otak. Keterampilan motorik halus dan kasar berguna untuk kemampuan menulis, menggambar, melukis, dan keterampilan tangan lainnya. Anak juga bisa dilatih mengembangkan otot kaki, misalnya menendang bola, melompat dengan dua kaki, serta menaiki anak tangga (tentu dibantu orang dewasa).
c)      Usia 3-4 tahun
Anak usia 3-4 tahun berlari lebih cepat ketimbang anak usia 1-2 tahun, lemparannya lebih kencang, dan sudah mampu menangkap dengan baik. Kemampuan motorik kasar otot kaki anak, selain berjalan dan berlari cepat, antara lain mampu melompat dengan dua kaki, memanjat tali, menendang bola dengan kaki kanan dan kiri. Untuk motorik kasar otot lengan, anak mampu melempar bola ke berbagai arah, memanjat tali dengan tangan, mendorong kursi, dan lainnya. Kemampuan yang melibatkan motorik halus untuk koordinasi mata-tangan, yaitu mampu memantul-mantulkan bola beberapa kali, menangkap bola dengan diameter lebih kecil, melambungkan balon, keterampilan coretan semakin baik.
Agar kemampuan dan keterampilan motorik halus serta kasar kian berkembang, anak bisa diberikan stimulasi kinestetik. Ia mencontohkan beberapa hal seperti berjalan atau berlari zigzag, berjalan dan berlari mundur untuk mengembangkan otak kanan, melompat dengan dua kaki ke berbagai arah, menendang bola dengan kaki kanan atau kiri ke berbagai arah, melempar bola ke berbagai arah dengan bola sedang sampai kecil, melempar bola ke sasaran seperti huruf, angka, atau gambar, menangkap bola dari berbagai arah, bermain bulutangkis, mencoret-coret berbagai bentuk geometri untuk mengembangkan otak kiri dan kanan, serta menggerakkan kedua tangan dan kaki dengan memukul drum mainan.
d)     Usia 5-6 tahun
Pada usia 5-6 tahun, hampir seluruh gerak kinestetiknya dapat dilakukan dengan efisien dan efektif. Gerakannya pun sudah terkoordinasi dengan baik. Namun, anak kelompok usia ini lebih menyukai permainan yang tidak banyak melibatkan motorik kasar. Mereka lebih menyukai permainan yang menggunakan kemampuan berpikir seperti bermain puzzle, balok, bongkar pasang mobil, serta mulai tertarik pada games di komputer maupun play station.
Faktor genetika memang mempengaruhi tingkat kecerdasan anak saat dilahirkan. Namun kecerdasan saat anak beranjak dewasa juga ditentukan dari nutrisi dan stimulasi yang diberikan oleh orang tua mereka. Kedua hal ini, yaitu nutrisi dan stimulasi, bahkan paling berperan menentukan kecerdasan anak dalam masa pertumbuhan.






























BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa Pertumbuhan (growth) merupakan peningkatan jumlah dan besar sel diseluruh bagian tubuh selama sel-sel tersebut membelah diri dan menyintesis protein-protein baru. Menghasilkan penambahan jumlah berat secara keseluruhan atau sebagian. Dan Perkembangan (development), adalah perubahan secara berangsur-angsur dan bertambah sempurnanya fungsi alat tubuh, meningkat dan meluasnya kapasitas seseorang melalui pertumbuhan, kematangan, atau kedewasaan, dan pembelajaran. (wong, 2000).
Anak sejak lahir telah memiliki potensi yang berbeda satu sama lain. Oleh karena itu perlu diberi dorongan, bimbingan dan pengaruh positif agar dapat tumbuh dan berkembang secara optimal. Dalam pemberian pengaruh ini pendidik perlu mengetahui masa perkembangan anak. Pengaruh kebaikan yang diberikan kepada anak sebaiknya dihubungan dengan berbagai kecerdasan yang dimiliki akan. Supaya nanti dapat menghasilkan manusia yang berkepribadian utuh.
Anak adalah subjek yang harus diperhatikan, di beri kebebasan untuk tumbuh maupun berkembang sendiri berdasarkan apa adanya. Tugas pendidik adalah mempengaruhi karena itu perlu pembiasaan, keteladanan, dan pembelajaran. Pemberian kegiatan pada anak perlu disesuaikan dengan kematangan dan perkembangan anak. Sehingga nanti dapat menjadi anak yang sehat, cerdas dan ceria. Beberapa pandangan diatas dapat dijadikan acuan untuk mendidik anak usia sekolah agar menjadi anak yang sehat cerdas melalui bermain.

B.     Saran
Adapun saran-saran dalam penulisan makalah ini adalah :
Dapat meningkatkan wawasan tentang pertumbuhan dan perkembangan masa konsepsi sampai remaja.


DAFTAR PUSTAKA
Soetjiningsih, SpAk, 1995, Tumbuh Kembang Anak, Jakarta: EGC.
Hidayat, A.Aziz Alimul, 2006, Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Aplikasi Konsep dan Proses Keperawatan, Jakarta: Salemba Medika.
Hurlock, Elizabeth. 1993. Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan, Jakarta: Erlangga.
Hidayat, A. Aziz Alimul, 2008. Ilmu Kesehatan Anak Untuk Pendidikan Kebidanan. (Jakarta: Salemba Medika, 2008). Hlm. 42.
Departemen Kesehatan RI, 2006, Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar.