MAKALAH
ILMU DASAR KEPERAWATAN
“PERBEDAAN ANTARA BENDA CAIR,
CAIRAN DAN GAS DALAM TUBUH MANUSIA”
DISUSUN OLEH
KELOMPOK 2 :
1.
CLARA FITRIANA (1510105002)
2.
2.DODI BARU ISMA ASPONA(1510105035)
3.
DEDI EFENDY(15101050
4.
EDI MARHOLID
5.
EVI OKTAVIANI
6.
GITTA SINTIA FIITRI
7.
INDAH PURNAMA SARI
8.
IRMA RAHMAYANI
9.
MEGY WAHYUDI
10.
RIKA YULELDA
TINGKAT I
KEPERAWATAN STIKES ALIFAH PADANG
DOSEN :Ns.REVI NAINI IKBAL,S.Kep,M.Kep
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas karunia dan rahmatNya,
sholawat serta salam marilah kita curah limpahkan kepada baginda alam yakni
Nabi Muhammad SAW. Alhamdulillah kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat
pada waktunya.
Makalah
ini kami susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Dasar Keperawatan yang
insyaallah akan membantu dalam menambah pengetahuan tentang PERBEDAAN ANTARA
BENDA CAIR, CAIRAN DAN GAS DALAM TUBUH MANUSIA.
Kami
mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Dalam menyelesaikan makalah ini, kami sangat menyadari bahwa masih banyak
kekurangan, karena kami masih dalam tahap belajar dan kurangnya keterbatasan
pengetahuan kami.
Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan dengan pahala yang berlimpah,
Amin.
Padang, November 2015
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA
PENGANTAR............................................................................
DAFTAR
ISI..........................................................................................
BAB I PENDAHULUAAN
1.1
latar
belakang.................................................................................
1.2
tujuaan
...........................................................................................
1.3
rumusan
masalah.....................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
1 Pengertian....................................................................................
2. Kompartemen Cairan...............................................................................
3.Benda Cair, Cairan dan Gas Dalam Tubuh Manusia.....................................
D. Fungsi
spesifik..................................................................................
BAB III PENUTUP
Kesimpulan............................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sel-sel hidup dalam tubuh
diselubungi cairan interstisial yang mengandung konsentrasi nutrien, gas dan
elektrolit yang di butuhkan untuk mempertahankan fungsi normal sel.
Kelangsungan hidup memerlukan lingkungan internal yang konstan (homeostatis).
Mekanisme regulator penting untuk mengendalikan keseimbangan volume, komposisi
dan keseimbangan asam basa cairan tubuh
selama fluktuasi metabolik normal atau saat terjadi abnormaliasai seperti penyakit atau trauma.
Menjaga agar volume cairan tubuh
tetap relatif konstan dan komposisinya tetap setabil adalah penting untuk
homeostatis. Sistem pengaturan mempertahankan konsatnnya cairan tubuh,
keseimbangan cairan dan elektrolit dan asam basa, dan pertukaran kompartemen
cairan ekstraseluler dan intraseluler.
Kehidupan manusia sangat bergantung
pada apa yang ada di sekelilingnya termasuk dalam memenuhi kebutuhan dasarnya yaitu makan dan
minum lebih kurang 60% berat badan orang dewasa pada umumnya terdiri dari
cairan (air dan elektrolit). Faktor yang mempengaruhi jumlah cairan tubuh
adalah umur, jenis kelamin, dan kandungan lemak dalam tubuh.
Secara umum orang yang lebih muda
mempunyai persentase cairan tubuh yang lebih tinggi dibanding dengan orang yang
lebih tua, dan pria secara proporsional mempunyai lebih banyak cairan tubuh
dibanding dengan wanita. Orang yang lebih gemuk mempunyai jumlah cairan yang
lebih sedikit dibandingkan dengan orang yang lebih kurus, karena sel lemak
mengandung sedikit air.
Cairan tubuh terdiri dari dua kompartemen cairan, yaitu:
ruang intra seluler (cairan dalam sel) dan ruang ekstra seluler (cairan luar
sel). Kurang lebih 2/3 cairan tubuh berada dalam kompartemen cairan intra sel,
dan kebanyakan terdapat pada massa otot skeletal. 60 % berat badan tubuh adalah
: a.Cairan intrasel (CIS) 40 % dari berat badan b.Cairan ekstrasel
(CES) 20 % dari berat badan yang terdiri dari cairan intravaskuler (plasma) 5 %
dari berat badan, dan cairan interstisil 15 % dari berat badan.
1
1.4
Tujuan
1.2. 1
Tujuan
Umum
Dengan selelsai makalah ini dapat membuka wawasan begitu
pentingnya cairan dan elektrolit bagi tubuh kita dan sangat berperan daalah
proses homeostatis.
1.2. 2
Tujuan
Khusus
Adapun tujuan penulisan makalah
ini adalah sebagai berikut:
a.
Mengetahui mekanisme kerja cairan
dan elektrolit dalam tubuh .
b.
Menegtahui manfaat dan tujuan cairan
dalam tubuh .
c.
Menegtahui proses keseimabnagan
cairan dan elektrolit dalam tubuh.
d.
Menegtahui masalah-masalah yang di
timbulkan dari ke abnormalan cairan dan elektrolit dalam tubuh.
1.3 Rumusan Masalah
1.
Bagaimana mekanisme kerja cairan dan
elektrolit dalam tubuh?
2.
Proses apa saja yang terjadi dalam
cairan dan elektrolit?
3.
Bagaiaman mekanisme terjadinya
homeostatis dalam cairan dan elekrolit?
4.
Kelaianan apa saja yang disebabkan
dari cairan dan elektrolit?
2
BAB
II
PEMBAHASAN
1 Pengertian
Cairan dan elektrolit sangat
diperlukan dalam rangka menjaga kondisi tubuh tetap sehat. Keseimbangan cairan
dan elektrolit di dalam tubuh adalah merupakan salah satu bagian dari fisiologi
homeostatis. Keseimbangan cairan dan elektrolit melibatkan komposisi dan
perpindahan berbagai cairan tubuh. Cairan
tubuh adalah larutan yang terdiri dari air ( pelarut) dan zat tertentu (zat
terlarut). Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan partikel-partikel
bermuatan listrik yang disebut ion jika berada dalam larutan.
Cairan dan elektrolit masuk ke dalam
tubuh melalui makanan, minuman, dan cairan intravena (IV) dan didistribusi ke
seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit berarti adanya
distribusi yang normal dari air tubuh total dan elektrolit ke dalam seluruh
bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan
elektrolit saling bergantung satu dengan yang lainnya jika salah satu terganggu
maka akan berpengaruh pada yang lainnya. Cairan tubuh dibagi dalam dua kelompok besar yaitu : cairan
intraseluler dan cairan ekstraseluler.
Cairan
intraseluler adalah cairan yang berda di dalam sel di seluruh tubuh, sedangkan
cairan akstraseluler adalah cairan yang berada di luar sel dan terdiri dari
tiga kelompok yaitu : cairan intravaskuler (plasma), cairan interstitial dan
cairan transeluler. Cairan intravaskuler (plasma) adalah cairan di dalam sistem
vaskuler, cairan intersitial adalah cairan yang terletak diantara sel,
sedangkan cairan traseluler adalah cairan sekresi khusus seperti cairan
serebrospinal, cairan intraokuler, dan sekresi saluran cerna.
Kebutuhan cairan dan elektrolit adalah
suatu proses dinamik karena metabolisme tubuh membutuhkan perubahan yang tetap
untuk melakukan respons terhadap keadaan fisiologis dan lingkungan.
Keseimbangan cairan adalah essensial bagi kesehatan.
Dengan kemampuannya yang sangat besar untuk menyesuaikan diri, tubuh
mempertahankan keseimbangan, biasanya dengan proses-proses faal (fisiologis)
yang terintegrasi yang mengakibatkan adanya lingkungan sel yang relatif konstan
tapi dinamis. Kemampuan tubuh untuk mempertahankan keseimbangan cairan ini
dinamakan “homeostasis”.
3
2. Kompartemen Cairan
Seluruh cairan tubuh
didistribusikan diantara dua kompartemen utama, yaitu : cairan intraselular
(CIS) dan cairan ekstra selular (CES). Pada orang normal dengan berat 70 kg,
Total cairan tubuh (TBF) rata-ratanya sekitar 60% berat badan atau sekitar 42
L. persentase ini dapat berubah, bergantung pada umur, jenis kelamin dan
derajat obesitas (Guyton & Hall, 1997)
- Cairan Intraselular (CIS) = 40% dari BB total
Adalah cairan yang terkandung di dalam
sel. Pada orang dewasa kira-kira 2/3 dari cairan tubuh adalah intraselular,
sama kira-kira 25 L pada rata-rata pria dewasa (70 kg). Sebaliknya, hanya ½
dari cairan tubuh bayi adalah cairan intraselular.
- Cairan Ekstraselular (CES) = 20% dari BB total
Adalah cairan diluar sel. Ukuran
relatif dari (CES)menurun dengan peningkatan usia. Pada bayi baru lahir,
kira-kira ½ cairan tubuh terkandung didalam CES. Setelah 1 tahun, volume
relatif dari CES menurun sampai kira-kira 1/3 dari volume total. Ini hampir
sebanding dengan 15 L dalam rata-rata pria dewasa (70 kg).
Cairan Ekstraseluler terdiri dari
:
- Cairan interstisial (CIT) : Cairan disekitar sel, sama dengan kira-kira 8 L pada orang dewasa. Cairan limfe termasuk dalam volume interstisial. Relatif terhadap ukuran tubuh, volume CIT kira-kira sebesar 2 kali lebih besar pada bayi baru lahir dibanding orang dewasa.
- Cairan intravaskular (CIV) : Cairan yang terkandung di dalam pembuluh darah. Volume relatif dari CIV sama pada orang dewasa dan anak-anak. Rata-rata volume darah orang dewasa kira-kira 5-6 L (8% dari BB), 3 L (60%) dari jumlah tersebut adalah PLASMA. Sisanya 2-3 L (40%) terdiri dari sel darah merah (SDM, atau eritrosit) yang mentransfor oksigen dan bekerja sebagai bufer tubuh yang penting; sel darah putih (leukosit); dan trombosit. Tapi nilai tersebut diatas dapat bervariasi pada orang yang berbeda-beda,
4
- bergantung pada jenis kelamin, berat badan dan faktor-faktor lain. Adapun fungsi dari darah adalah mencakup :
–
Pengiriman nutrien (misal ; glokusa dan oksigen) ke jaringan
–
Transpor produk sisa ke ginjal dan paru-paru
–
Pengiriman antibodi dan SDP ke tempat infeksi
–
Transpor hormon ke tempat aksinya
–
Sirkulasi panas tubuh
- Cairan Transelular (CTS)
Adalah cairan yang terkandung di
dalam rongga khusus dari tubuh. Contoh CTS meliputi cairan serebrospinal,
perikardial, pleural, sinovial, dan cairan intraokular serta sekresi lambung.
Pada waktu tertentu CTS mendekati jumlah 1 L. Namun, sejumlah besar cairan
dapat saja bergerak kedalam dan keluar ruang transelular setiap harinya.
Sebagai contoh, saluran gastro-intestinal (GI) secara normal mensekresi dan
mereabsorbsi sampai 6-8 L per-hari.
3. BENDA
CAIR,CAIRAN DAN GAS DALAM TUBUH MANUSIA
2
Benda Cair, Cairan
dan Gas dalam Tubuh Manusia
1. Benda cair
Tubuh memiliki zat air yang menempati porsi terbesar diperkirakan sekitar 50-60 persen tubuh orang dewasa terdiri atas air. Maka tak heran jika hampir semua reaksi di dalam tubuh manusia memerlukan cairan. Adapun ciri2 benda cair:
⦁ Molekul terikat secara longgar tapi berdekatan
⦁ Tekanan yang terjadi karena gaya grafitasi
⦁ Tekanan terjadi tegak lurus bidang
1. Benda cair
Tubuh memiliki zat air yang menempati porsi terbesar diperkirakan sekitar 50-60 persen tubuh orang dewasa terdiri atas air. Maka tak heran jika hampir semua reaksi di dalam tubuh manusia memerlukan cairan. Adapun ciri2 benda cair:
⦁ Molekul terikat secara longgar tapi berdekatan
⦁ Tekanan yang terjadi karena gaya grafitasi
⦁ Tekanan terjadi tegak lurus bidang
5
Benda cair dalam tubuh manusia
⦁ Dalam pembuluh darah
⦁ Dalam bola mata
⦁ Pada ibu hamil: dalam uterus
⦁ Cairan amnion
Alat ukur tekanan zat cair
⦁ Tonometer
Untuk mengukur tekanan intra okuler
penderita glaukoma
2. Sistometer
Untuk mengukur tekanan kandung kencing.
Cairan tubuh
⦁ Seluruh sel-sel tubuh terendam dalam suatu cairan yang disebut cairan interstitiel yang bertindak sebagai lingkungan interna dari sel-sel.
⦁ Volume dan komposisi cairan interstitiel harus tetap berada dalam suatu batas yang tertentu agar sel-sel dapat berfungsi dengan normal.
⦁ Perubahan dari volume dan komposisi cairan interstitiel dapat menimbulkan kelainan fungsi tubuh (malfungsi).
⦁ Kelainan volume cairan akan mengganggu fungsi kardiovaskuler sedangkan perubahan komposisi cairan interstitiel akan mengganggu fungsi sel.
⦁ Jadi jelas bahwa harus terdapat suatu regulasi aktif untuk mempertahankan lingkungan dalam agar tetap konstan.
⦁ Cairan tubuh total : 60% dari BB
⦁ Cairan tubuh total : cairan intrasel 40% BB dan cairan ekstrasel 20% BB
⦁ Cairan ekstrasel :
- plasma darah 5% BB
- cairan interstitiel 15% BB
- cairan transelluler 1,5% BB
Benda cair dalam tubuh manusia
⦁ Dalam pembuluh darah
⦁ Dalam bola mata
⦁ Pada ibu hamil: dalam uterus
⦁ Cairan amnion
Alat ukur tekanan zat cair
⦁ Tonometer
Untuk mengukur tekanan intra okuler
penderita glaukoma
2. Sistometer
Untuk mengukur tekanan kandung kencing.
Cairan tubuh
⦁ Seluruh sel-sel tubuh terendam dalam suatu cairan yang disebut cairan interstitiel yang bertindak sebagai lingkungan interna dari sel-sel.
⦁ Volume dan komposisi cairan interstitiel harus tetap berada dalam suatu batas yang tertentu agar sel-sel dapat berfungsi dengan normal.
⦁ Perubahan dari volume dan komposisi cairan interstitiel dapat menimbulkan kelainan fungsi tubuh (malfungsi).
⦁ Kelainan volume cairan akan mengganggu fungsi kardiovaskuler sedangkan perubahan komposisi cairan interstitiel akan mengganggu fungsi sel.
⦁ Jadi jelas bahwa harus terdapat suatu regulasi aktif untuk mempertahankan lingkungan dalam agar tetap konstan.
⦁ Cairan tubuh total : 60% dari BB
⦁ Cairan tubuh total : cairan intrasel 40% BB dan cairan ekstrasel 20% BB
⦁ Cairan ekstrasel :
- plasma darah 5% BB
- cairan interstitiel 15% BB
- cairan transelluler 1,5% BB
6
⦁
Cairan tubuh total dipengaruhi oleh : umur, jenis kelamin, dan derajat obesitas
Fungsi cairan tubuh
⦁ Pembentuk struktur tubuh
⦁ Sarana transportasi (nutrisi, hormon, dan molekul2 kedlm sel)
⦁ Membantu mengeluarkan sisa2 metabolisme
⦁ Mengatur suhu
⦁ Pelarut elektrolit dan non elektrolit
⦁ Mengisi rongga2 tubuh (cairan pluera, spinal, perikardium, peritoneal)
Lanjutan………………………
⦁ Hal ini menyebabkan kapiler cenderung mendorong cairan melalui porus yang terdapat pada dinding kapiler keruang interstitiel
⦁ Sebaliknya, tekanan osmotik plasma yang disebabkan oleh protein plasma yang disebut tekanan koloid osmotik plasma yang disebut juga tekanan onkotik cenderung mendorong cairan bergerak secara osmosis dari ruang interstitiel ke plasma, sehingga mencegah hilangnya cairan dari plasma ke ruang interstitiel.
Transport Cairan
⦁ Sistem cardiovaskuler berfungsi untuk mensuplai berbagai bahan yang penting melalui darah ke seluruh tubuh. Plasma merupakan bagian non seluler dari darah, plasma berhubungan dengan cairan interstitiel melalui lubang yang terdapat pada kapiler.
b . Terdapat perbedaan tekanan sebesar 20Mmhg antara plasma dan cairan interstitiel yang menyebabkan tekanan hidrostatik kapiler lebih tinggi dibandingkan di dalam ruang interstitial
Cairan tubuh terdiri dari :
Cairan Ekstrasel : semua cairan yang terdapat diluar sel dan terdiri dari ion-ion dan berbagai bahan nutrisi yang dibutuhkan oleh sel untuk mempertahankan fungsi sel spt pertumbuhan, perkembangan dan fungsi khusus lainnya.
Cairan ekstrasel terdiri atas beberapa komponen : plasma, cairan interstitial dan cairan transeluler.
Fungsi cairan tubuh
⦁ Pembentuk struktur tubuh
⦁ Sarana transportasi (nutrisi, hormon, dan molekul2 kedlm sel)
⦁ Membantu mengeluarkan sisa2 metabolisme
⦁ Mengatur suhu
⦁ Pelarut elektrolit dan non elektrolit
⦁ Mengisi rongga2 tubuh (cairan pluera, spinal, perikardium, peritoneal)
Lanjutan………………………
⦁ Hal ini menyebabkan kapiler cenderung mendorong cairan melalui porus yang terdapat pada dinding kapiler keruang interstitiel
⦁ Sebaliknya, tekanan osmotik plasma yang disebabkan oleh protein plasma yang disebut tekanan koloid osmotik plasma yang disebut juga tekanan onkotik cenderung mendorong cairan bergerak secara osmosis dari ruang interstitiel ke plasma, sehingga mencegah hilangnya cairan dari plasma ke ruang interstitiel.
Transport Cairan
⦁ Sistem cardiovaskuler berfungsi untuk mensuplai berbagai bahan yang penting melalui darah ke seluruh tubuh. Plasma merupakan bagian non seluler dari darah, plasma berhubungan dengan cairan interstitiel melalui lubang yang terdapat pada kapiler.
b . Terdapat perbedaan tekanan sebesar 20Mmhg antara plasma dan cairan interstitiel yang menyebabkan tekanan hidrostatik kapiler lebih tinggi dibandingkan di dalam ruang interstitial
Cairan tubuh terdiri dari :
Cairan Ekstrasel : semua cairan yang terdapat diluar sel dan terdiri dari ion-ion dan berbagai bahan nutrisi yang dibutuhkan oleh sel untuk mempertahankan fungsi sel spt pertumbuhan, perkembangan dan fungsi khusus lainnya.
Cairan ekstrasel terdiri atas beberapa komponen : plasma, cairan interstitial dan cairan transeluler.
7
⦁ Plasma : merupakan bagian non seluler
dari darah dan menyusun 24% dari seluruh cairan ekstrasel. Plasma berhubungan
dengan cairan intrasel melalui lubang yang terdapat pada kapiler.
⦁ Cairan interstitial : merupakan cairan yang terdapat diantara sel, termasuk didalamnya adalah cairan limpa. Cairan interstitial merupakan 75% dari cairan ekstrasel
⦁ Cairan transeluler : merupakan cairan yang terdapat pada lumen saluran cerna, keringat, cairan cerebrospinal, cairan pleura, cairan pericardial, cairan intraokuler, sinovial, empedu, peritonium dan cairan kokhlea. Berjumlah 1 % dari cairan ekstrasel
⦁ Cairan intrasel : sekitar 25 liter dari 40 liter cairan dalam tubuh kita terdapat dalam 100 triliun sel, disebut cairan intrasel yang meliputi 2/3 dari seluruh cairan tubuh. Cairan intrasel yang terdapat pada tiap sel mempunyai komposisi yang berbeda tetapi konsentrasi dari tiap komposisi dapat dikatakan sama dari sel ke sel lainnya.
Pengaturan normal keseimbangan Cairan dlm tubuh
⦁ Ketentuan volume cairan
Intake=Output
⦁ Intake cairan normal
orang dewasa sehat memasukkan cairan normal 90% dr intake/hr (±2500 cc).
⦁ Output cairan normal
⦁ Balance cairan dipertahankan krn : paru2, saluran cerna, ginjal.
Lanjutan……………………….
⦁ IWL (insessible Water Loss) ad/ hilangnya cairan yg tdk dapat dilihat (evaporasi n respirasi).
⦁ Dewasa : 8-10 cc/kgBB/24 jam
⦁ Anak : 30 cc/kgBB/24 jam
⦁ Dengan suhu : 10 cc/kgBB ⁺ 200 cc (st-36,8° C)
⦁ Sensibel water loss ad/ hilangnya cairan yang dapat diamati
⦁ Urine : 1-2 cc/kg BB/jam
⦁ Faeces : 100-200 cc/24 jam
⦁ Output urine setiap hr hampir sama dgn intake balance cairan individu dpt diperkirakan dgn membandingkan intake cairan oral dan output urine.
⦁ Cairan interstitial : merupakan cairan yang terdapat diantara sel, termasuk didalamnya adalah cairan limpa. Cairan interstitial merupakan 75% dari cairan ekstrasel
⦁ Cairan transeluler : merupakan cairan yang terdapat pada lumen saluran cerna, keringat, cairan cerebrospinal, cairan pleura, cairan pericardial, cairan intraokuler, sinovial, empedu, peritonium dan cairan kokhlea. Berjumlah 1 % dari cairan ekstrasel
⦁ Cairan intrasel : sekitar 25 liter dari 40 liter cairan dalam tubuh kita terdapat dalam 100 triliun sel, disebut cairan intrasel yang meliputi 2/3 dari seluruh cairan tubuh. Cairan intrasel yang terdapat pada tiap sel mempunyai komposisi yang berbeda tetapi konsentrasi dari tiap komposisi dapat dikatakan sama dari sel ke sel lainnya.
Pengaturan normal keseimbangan Cairan dlm tubuh
⦁ Ketentuan volume cairan
Intake=Output
⦁ Intake cairan normal
orang dewasa sehat memasukkan cairan normal 90% dr intake/hr (±2500 cc).
⦁ Output cairan normal
⦁ Balance cairan dipertahankan krn : paru2, saluran cerna, ginjal.
Lanjutan……………………….
⦁ IWL (insessible Water Loss) ad/ hilangnya cairan yg tdk dapat dilihat (evaporasi n respirasi).
⦁ Dewasa : 8-10 cc/kgBB/24 jam
⦁ Anak : 30 cc/kgBB/24 jam
⦁ Dengan suhu : 10 cc/kgBB ⁺ 200 cc (st-36,8° C)
⦁ Sensibel water loss ad/ hilangnya cairan yang dapat diamati
⦁ Urine : 1-2 cc/kg BB/jam
⦁ Faeces : 100-200 cc/24 jam
⦁ Output urine setiap hr hampir sama dgn intake balance cairan individu dpt diperkirakan dgn membandingkan intake cairan oral dan output urine.
8
2.
Gas dalam tubuh
⦁ Gas tidak memiliki bentuk/volume yang tetap dan mengisi semua ruang yang ada.
⦁ Partikel-partikel dalam gas bebas bergerak dalam ruang dan saling bertumpukan satu sama lain.
⦁ Tumpukan antara partikel2 gas dgn dinding wabah akan menyebabkan tekanan
Semakin banyak jumlah tumbukan maka semakin banyak tekanan yg terjadi
Kapasitas paru
Kapasitas paru diukur dengan spirometer
Kapasitas paru laki 5 liter dan wanita 4 liter
⦁ Volume tidal sekitar 450 ml udara yang keluar masuk paru slm pernapasan
⦁ Volume cadangan inspirasi, jumlah udara ekstra yag dapat dihirup di atas volume tidal saat menarik napas dalam2.
⦁ Volume cadangan ekspirasi, jumlah udara ekstra yg dapat dikeluarkan selain volume tidal saat menghembuskan napas
⦁ Volume residu, udara yang tersisa dlm paru setelah ekspirasi yg paling kuat. Meningkat pada penyakit saluran napas obstruktif
⦁ Kapasitas total paru, jumlah kapasitas vital dan volume residu.
Transportasi gas (perfusi
Ad / proses perpindahan gas dr paru ke jaringan dan dr jaringan ke peru dgn bantuan aliran darah.
oksigen kapiler jaringan tubuh
karbondioksida jar. Tbh kapiler
Trasportasi gas oksigen
⦁ Berikatan dgn Hb (Oxyhemoglobin 97%)
⦁ Larut dlm plasma (3%)
⦁ Gas tidak memiliki bentuk/volume yang tetap dan mengisi semua ruang yang ada.
⦁ Partikel-partikel dalam gas bebas bergerak dalam ruang dan saling bertumpukan satu sama lain.
⦁ Tumpukan antara partikel2 gas dgn dinding wabah akan menyebabkan tekanan
Semakin banyak jumlah tumbukan maka semakin banyak tekanan yg terjadi
Kapasitas paru
Kapasitas paru diukur dengan spirometer
Kapasitas paru laki 5 liter dan wanita 4 liter
⦁ Volume tidal sekitar 450 ml udara yang keluar masuk paru slm pernapasan
⦁ Volume cadangan inspirasi, jumlah udara ekstra yag dapat dihirup di atas volume tidal saat menarik napas dalam2.
⦁ Volume cadangan ekspirasi, jumlah udara ekstra yg dapat dikeluarkan selain volume tidal saat menghembuskan napas
⦁ Volume residu, udara yang tersisa dlm paru setelah ekspirasi yg paling kuat. Meningkat pada penyakit saluran napas obstruktif
⦁ Kapasitas total paru, jumlah kapasitas vital dan volume residu.
Transportasi gas (perfusi
Ad / proses perpindahan gas dr paru ke jaringan dan dr jaringan ke peru dgn bantuan aliran darah.
oksigen kapiler jaringan tubuh
karbondioksida jar. Tbh kapiler
Trasportasi gas oksigen
⦁ Berikatan dgn Hb (Oxyhemoglobin 97%)
⦁ Larut dlm plasma (3%)
9
Transport karbondioksida
⦁ Larut dlm plasma
⦁ Berikatan Hb (Carbaminohemoglobine 30%
⦁ Sebagai HCO3
Faktor2 yg mempengaruhi Oksigenasi
⦁ Kondisi kesehatan (Ggn organ vital n penykt kronis)
⦁ Perkembangan (Perubhn fisik slm tmbuh kembang)
⦁ Narkotik n Analgesik (mengakibtkan Depresi pusat napas trtma Morphin n mereridin)
⦁ Pola / gaya hidup (pola aktivitas yg tdk mendukung perkembangan alveoli. Misal merokok, krg olaraga
⦁ Environment (panas, dingin, altitute n polusi udara)
⦁ Latihan
⦁ Kondisi psikologi (emosi, cemas, marah)
Tujuan Terapi oksigen
Meningkatkan kadar oksigen udara napas kadar oksigen yang ada di paru-paru menjadi tinggi tekanan pastial oksigen dialveolus meningkat oksigen yang berdifusi melalui dinding alveolus lebih banyak kadar oksigen yang terangkut melalui peredaran darah cukup dan persediaan oksigen di jaringan sel dapat terpenuhi mencegah terjadinya hipoksia.
Efek langsung dari pemberian fraksi oksigen inspirasi ( FIO2 )
⦁ Mengatasi hipoksemia dengan peningkatan tekanan oksigen alveoli
⦁ Menurunkan usaha pernafasan untuk mempertahankan tekanan oksigen alveoli
⦁ Menurunkan kerja jantung untuk mempertahankan tekanan oksigen arteri
Sumber oksigen
⦁ Oksigen tangki adalah gas kering yang harus bebas debu dan partikel minyak agar dapat digunakan dalam terapi medik.
⦁ Dari regulator oksigen dapat digunakan untuk menjalankan ventilator, nebulizer, humidifer dan flowmeter.
10
⦁ Larut dlm plasma
⦁ Berikatan Hb (Carbaminohemoglobine 30%
⦁ Sebagai HCO3
Faktor2 yg mempengaruhi Oksigenasi
⦁ Kondisi kesehatan (Ggn organ vital n penykt kronis)
⦁ Perkembangan (Perubhn fisik slm tmbuh kembang)
⦁ Narkotik n Analgesik (mengakibtkan Depresi pusat napas trtma Morphin n mereridin)
⦁ Pola / gaya hidup (pola aktivitas yg tdk mendukung perkembangan alveoli. Misal merokok, krg olaraga
⦁ Environment (panas, dingin, altitute n polusi udara)
⦁ Latihan
⦁ Kondisi psikologi (emosi, cemas, marah)
Tujuan Terapi oksigen
Meningkatkan kadar oksigen udara napas kadar oksigen yang ada di paru-paru menjadi tinggi tekanan pastial oksigen dialveolus meningkat oksigen yang berdifusi melalui dinding alveolus lebih banyak kadar oksigen yang terangkut melalui peredaran darah cukup dan persediaan oksigen di jaringan sel dapat terpenuhi mencegah terjadinya hipoksia.
Efek langsung dari pemberian fraksi oksigen inspirasi ( FIO2 )
⦁ Mengatasi hipoksemia dengan peningkatan tekanan oksigen alveoli
⦁ Menurunkan usaha pernafasan untuk mempertahankan tekanan oksigen alveoli
⦁ Menurunkan kerja jantung untuk mempertahankan tekanan oksigen arteri
Sumber oksigen
⦁ Oksigen tangki adalah gas kering yang harus bebas debu dan partikel minyak agar dapat digunakan dalam terapi medik.
⦁ Dari regulator oksigen dapat digunakan untuk menjalankan ventilator, nebulizer, humidifer dan flowmeter.
10
⦁ Dari flowmeter baru boleh diberikan ke
alat terapi oksigen (kanula, masker, bag).
Cara pemberian Oksigen
⦁ Kanula hidung
⦁ Sungkup sederhana
⦁ Sungkup dengan reservoir rebreathing
⦁ Sungkup dengan reservoir non rebreathing
⦁ Sungkup venturi
Bahaya-bahaya pemberian O2
a. Kebakaran
Oksigen bukan zat pembakar tetapi oksigen dapat memudahkan terjadinya kebakaran
b. Depresi ventilasi
Pemberian O2 yang tidak dimonitor baik konsentrasi maupun aliran pada pasien dgn retensi CO2 dapat menekan ventilasi
c. Keracunan Oksigen
Dapat terjadi bila terapi oksigen yg diberikan dgn konsentrasi tinggi dalam waktu relatif lama
Keadaan ini dpt merusak jaringan paru dan kerusakan surfaktan
Cara pemberian Oksigen
⦁ Kanula hidung
⦁ Sungkup sederhana
⦁ Sungkup dengan reservoir rebreathing
⦁ Sungkup dengan reservoir non rebreathing
⦁ Sungkup venturi
Bahaya-bahaya pemberian O2
a. Kebakaran
Oksigen bukan zat pembakar tetapi oksigen dapat memudahkan terjadinya kebakaran
b. Depresi ventilasi
Pemberian O2 yang tidak dimonitor baik konsentrasi maupun aliran pada pasien dgn retensi CO2 dapat menekan ventilasi
c. Keracunan Oksigen
Dapat terjadi bila terapi oksigen yg diberikan dgn konsentrasi tinggi dalam waktu relatif lama
Keadaan ini dpt merusak jaringan paru dan kerusakan surfaktan
B. Kompartemen Cairan
Seluruh cairan tubuh
didistribusikan diantara dua kompartemen utama, yaitu : cairan intraselular
(CIS) dan cairan ekstra selular (CES). Pada orang normal dengan berat 70 kg,
Total cairan tubuh (TBF) rata-ratanya sekitar 60% berat badan atau sekitar 42
L. persentase ini dapat berubah, bergantung pada umur, jenis kelamin dan derajat
obesitas (Guyton & Hall, 1997)
11
Cairan Intraselular (CIS) = 40% dari BB total
Adalah cairan yang terkandung
di dalam sel. Pada orang dewasa kira-kira 2/3 dari cairan tubuh adalah
intraselular, sama kira-kira 25 L pada rata-rata pria dewasa (70 kg).
Sebaliknya, hanya ½ dari cairan tubuh bayi adalah cairan intraselular.
- Cairan Ekstraselular (CES) = 20% dari BB total
Adalah cairan diluar sel.
Ukuran relatif dari (CES)menurun dengan peningkatan usia. Pada bayi baru lahir,
kira-kira ½ cairan tubuh terkandung didalam CES. Setelah 1 tahun, volume
relatif dari CES menurun sampai kira-kira 1/3 dari volume total. Ini hampir
sebanding dengan 15 L dalam rata-rata pria dewasa (70 kg).
Cairan Ekstraseluler terdiri
dari :
- Cairan interstisial (CIT) : Cairan disekitar sel, sama dengan kira-kira 8 L pada orang dewasa. Cairan limfe termasuk dalam volume interstisial. Relatif terhadap ukuran tubuh, volume CIT kira-kira sebesar 2 kali lebih besar pada bayi baru lahir dibanding orang dewasa.
- Cairan intravaskular (CIV) : Cairan yang terkandung di dalam pembuluh darah. Volume relatif dari CIV sama pada orang dewasa dan anak-anak. Rata-rata volume darah orang dewasa kira-kira 5-6 L (8% dari BB), 3 L (60%) dari jumlah tersebut adalah PLASMA. Sisanya 2-3 L (40%) terdiri dari sel darah merah (SDM, atau eritrosit) yang mentransfor oksigen dan bekerja sebagai bufer tubuh yang penting; sel darah putih (leukosit); dan trombosit. Tapi nilai tersebut diatas dapat bervariasi pada orang yang berbeda-beda, bergantung pada jenis kelamin, berat badan dan faktor-faktor lain. Adapun fungsi dari darah adalah mencakup :
–
Pengiriman nutrien (misal ; glokusa dan oksigen) ke jaringan
–
Transpor produk sisa ke ginjal dan paru-paru
12
–
Pengiriman antibodi dan SDP ke tempat infeksi
–
Transpor hormon ke tempat aksinya
–
Sirkulasi panas tubuh
- Cairan Transelular (CTS)
Adalah cairan yang terkandung
di dalam rongga khusus dari tubuh. Contoh CTS meliputi cairan serebrospinal,
perikardial, pleural, sinovial, dan cairan intraokular serta sekresi lambung.
Pada waktu tertentu CTS mendekati jumlah 1 L. Namun, sejumlah besar cairan
dapat saja bergerak kedalam dan keluar ruang transelular setiap harinya.
Sebagai contoh, saluran gastro-intestinal (GI) secara normal mensekresi dan
mereabsorbsi sampai 6-8 L per-hari.
Secara Skematis Jenis dan
Jumlah Cairan Tubuh dapat digambarkan sebagai berikut :
C. Fungsi dan
Kebutuhan Cairan Tubuh
Air merupakan sebagian besar
zat pembentuk tubuh manusia. Jumlah air sekitar 73% dari bagian tubuh seseorang
tanpa jaringan lemak (lean body mass). Tergantung jumlah lemak yang
terdapat dalam tubuh, proporsi air ini berbeda antar orang.
13
Prosentase Total
Cairan Tubuh Dibandingkan Berat Badan
Distribusi Cairan
Tubuh
Nilai Rata-Rata
Cairan Ekstraseluler (Ces) Dan Cairan Intraseluler (Cis) Pada Dewasa Normal
Terhadap Berat Badan
Maxwell, Morton H. Clinical
Disorders of Fluid and Electrolyte Metabolism, 4th ed. McGraw Hill, 1987, p.9.
14
Bagi manusia, air berfungsi sebagai bahan
pembangunan disetiap sel tubuh. Cairan manusia memiliki fungsi yang sangat
vital, yaitu untuk mengontrol suhu tubuh dan menyediakan lingkungan yang baik
bagi metabolisme. Cairan tubuh bersifat elektrolit (mengandung atom bermuatan
listrik) dan alkalin (basa). Dengan demikian air digunakan dalam tubuh sebagai
pelarut, bagian dari pelumas, pereaksi kimia, mengatur suhu tubuh, sebagai
sumber mineral, serta membantu memelihara bentuk dan susunan tubuh. Air yang
dibutuhkan manusia berasal dari makanan dan minuman serta pertukaran zat dalam
tubuh.
Air mempunyai berbagai fungsi
dalam proses vital tubuh, yaitu :
- Pelarut dan alat angkut. Air dalam tubuh berfungsi sebagai pelarut zat-zat gizi berupa monosakarida, asam amino, lemak, vitamin dan mineral serta bahan-bahan lain yang diperlukan tubuh seperti oksigen, dan hormon-hormon.
- Katalisator. Air berperan sebagai katalisator dalam berbagai reaksi biologik dalam sel, termasuk didalam saluran cerna. Air diperlukan pula untuk memecah atau menghidrolisis zat gizi kompleks menjadi bentuk-bentuk lebih sederhana.
- Pelumas. Air berperan sebagai pelumas dalam cairan sendi-sendi tubuh.
- Fasilitator pertumbuhan. Air sebagai bagian jaringan tubuh diperlukan untuk pertumbuhan. Dalam hal ini air berperan sebagai zat pembangun.
- Pengatur suhu. Karena kemampuan air untuk menyalurkan panas, air memegang peranan dalam mendistribusikan panas didalam tubuh.
- Peredam benturan. Air dalam mata, jaringan syaraf tulang belakang, dan dalam kantung ketuban melindungi organ-organ tubuh dari benturan-benturan.
Kebutuhan air sehari dikatakan
sebagai proporsi terhadap jumlah energi yang dikeluarkan tubuh dalam keadaan
lingkungan rata-rata. Untuk orang dewasa dibutuhkan sebanyak 1.0-1.5 ml/kkal,
sedangkan untuk bayi 1.5 ml/kkal.
15
D. Distribusi dan
Keseimbangan Cairan Tubuh
Cairan tubuh merupakan media
semua reaksi kimia di dalam sel. Tiap sel mengandung cairan intraseluler
(cairan di dalam sel) yang komposisinya paling cocok untuk sel tersebut dan
berada di dalam cairan ekstraseluler (cairan di luar sel) yang cocok pula.
Cairan ekstraseluler terdiri atas cairan interstisial atau intraseluler
(sebagian besar) yang terdapat disel-sel dan cairan intravaskular berupa plasma
darah. Semua cairan tubuh setiap waktu kehilangan dan mengalami penggantian
bagian-bagiannya, namun komposisi cairan dalam tiap kompartemen dipertahankan
agar selalu berada dalam keadaan homeostatik / tetap. Keseimbangan cairan di
tiap komportemen menentukan volume dan tekanan darah.
Tubuh harus mampu memelihara
konsentrasi semua elektrolit yang sesuai didalam cairan tubuh, sehingga
tercapai keseimbangan cairan dan elektrolit. Pengaturan ini penting bagi
kehidupan sel, karena sel harus secara terus menerus berada didalam cairan
dengan komposisi yang benar, baik cairan didalam maupun diluar sel. Mineral
makro terdapat dalam bentuk ikatan garam yang larut dalam cairan tubuh. Sel-sel
tubuh mengatur kemana garam harus bergerak dengan demikian menetapkan kemana
cairan tubuh harus mengalir, karena cairan mengikuti garam. Kecenderungan air
mengikuti garam dinamakan osmosis.
Keseimbangan cairan tubuh
adalah keseimbangan antara jumlah cairan yang masuk dan keluar. Melalui
mekanisme keseimbangan, tubuh berusaha agar cairan didalam tubuh setiap waktu
berada dalam jumlah yang tetap/konstan. Ketidakseimbangan terjadi pada
dehidrasi (kehilangan air secara berlebihan) dan intoksikasi air (kelebihan
air). Konsumsi air terdiri atas air yang diminum dan yang diperoleh dari
makanan, serta air yang diperoleh sebagai hasil metabolisme. Air yang keluar
dari tubuh termasuk yang dikeluarkan sebagai urin, air didalam feses, dan air
yang dikeluarkan melalui kulit dan paru-paru. Keseimbangan air rata-rata berupa
masukan dan ekskresi dapat dilihat pada tabel berikut :
16
Masukan Air
|
Jumlah (ml)
|
Ekskresi /Keluaran Air
|
Jumlah (ml)
|
Cairan
|
550-1500
|
Ginjal
|
500-1400
|
Makanan
|
700-1000
|
Kulit
|
450-900
|
Air metabolik
|
200-300
|
Paru-paru
|
350
|
Feses
|
150
|
||
Jumlah
|
1450-2800
|
1450-2800
|
Sumber : Almatsier (2001)
disitasi dari Whitney et al. (1993) Understanding Nutrition
Air dibuang dari tubuh melalui
air seni, keringat, dan penguapan air melalui alat pernapasan yaitu sebagai
sarana transportasi zat gizi dan oksigen ke seluruh tubuh. Aktivitas tubuh akan
selalu mengeluarkan cairan dalam bentuk keringat, urin, feses dan nafas. Tubuh
akan kehilangan cairan sekitar 2.5 liter setiap hari. Untuk menjaga agar
kondisi dan fungsi cairan tubuh tidak terganggu, kehilangan tersebut harus
diganti. Jika tubuh tidak cukup mendapatkan air atau kehilangan air maka akan
menimbulkan dehidrasi.
Dehidrasi adalah suatu keadaan
kehilangan cairan sehingga mengganggu fungsi normal organ-organ tubuh. Tubuh
kita dapat mengalami dehidrasi disebabkan oleh masukan air kurang atau keluaran
air berlebihan. Dehidrasi karena keluaran air berlebihan disebabkan oleh diare
atau peningkatan aktivitas fisik.
Pada aktivitas fisik biasa,
tubuh kehilangan air sebanyak 2,5 liter per hari, sebagian besar (60%)
dikeluarkan melalui air seni. Pada peningkatan aktivitas fisik, misalnya
berolahraga, kehilangan air mencapai 1-2 liter per jam, sebagian besar (95%)
dikeluarkan melalui keringat. Banyaknya air yang hilang tergantung pada
intensitas aktivitas fisik, dan suhu dan kelembaban. Makin besar intensitas
latihan, suhu dan kelembaban, akan semakin besar kehilangan air.
Rasa haus merupakan gejala awal
terjadinya dehidrasi. Kehilangan air sebanyak 2% dari berat badan dapat
menyebabkan peningkatan laju jatung dan suhu tubuh. Kematian dapat terjadi bila
kehilangan air mencapai 9-12% berat badan. Pada dehidrasi, tubuh tidak hanya
kehilangan air tetapi juga kehilangan elektrolit dan glukosa. Disamping air,
dehidrasi menyebabkan kehilangan elektrolit. Kehilangan natrium dan klorida
dapat mencapai 40-60 mEq/liter, sedangkan kalium dan magnesium 1,5-6 mEq/liter.
Kehilangan elektrolit akan mempercepat timbulnya gejala dan gangguan fungsi
organ-organ.
Dehidrasi akan mengakibatkan
menurunnya volume plasma sehingga menimbulkan gangguan termoregulasi dan kerja
jantung. Selanjutnya akan mempengaruhi kinerja tubuh secara keseluruhan. Dehidrasi
juga menurunkan kemampuan sistem kardiovaskuler dan pengaturan suhu tubuh.
Dehidrasi berat menyebabkan kerja otak terganggu sehingga cenderung mengalami
halusinasi.
Rehidrasi dengan memberikan air
minum biasa justru akan sangat berbahaya pada kehilangan elektrolit. Air minum
biasa menyebabkan CES menjadi hipoosmolar sehingga air masuk ke CIS. Minum air
biasa terus menerus semakin meningkatkan hipoosmolaritas CES dan menambah
volume air yang masuk ke CIS sehingga mengakibatkan pembengkakan sel yang dapat
mengakibatkan kematian. Oleh sebab itu komposisi cairan rehidrasi harus
mengandung elektrolit dan glukosa dalam jumlah yang cukup untuk mengganti yang
hilang.
E. Pengaturan
keseimbangan cairan tubuh dan elektrolit
Jumlah berbagi jenis garam di
dalam tubuh hendaknya dijaga dalam keadaan konstan. Bila terjadi kehilangan
garam dari tubuh, maka harus diganti dari sumber diluar tubuh, yaitu dari
makanan dan minuman. Tubuh mempunyai suatu mekanisme yang mengatur agar
konsentrasi semua mineral berada dalam batas-batas normal.
Pengaturan air dari tubuh
diatur oleh ginjal dan otak. Hipotalamus mengatur konsentrasi garam di dalam
darah, merangsang kelenjar pituitari mengeluarkan hormon antidiuretika (ADH),
Ginjal mengontrol volume cairan ekstrasel dengan mempertahankan keseimbangan
garam dan mengontrol osmolaritas cairan ekstrasel dengan mempertahankan
keseimbangan cairan. Ginjal mempertahankan keseimbangan ini dengan mengatur
keluaran garam dan air dalam urine sesuai kebutuhan untuk mengkompensasi asupan
dan kehilangan abnormal dari air dan garam tersebut.
17
ADH dikeluarkan bilamana
konsentrasi garam tubuh terlalu tinggi, atau bila volume darah atau tekanan
darah terlalu rendah. ADH merangsang ginjal untuk menahan atau menyerap air
kembali dan mengedarkannya kembali kedalam tubuh. Jadi, semakin banyak air
dibutuhkan tubuh, semakin sedikit yang dikeluarkan. Bila terlalu banyak air
keluar dari tubuh, volume darah dan tekanan darah akan turun. Sel-sel ginjal
akan mengeluarkan enzim renin. Renin mengaktifkan protein di dalam darah yang
dinamakan angiotensin kedalam bentuk aktifnya angiotensin. Angiotensin akan
mengecilkan diameter pembuluh darah sehingga tekanan darah akan naik. Disamping
itu angiotensin mengatur pengeluaran hormon aldosteron dari kelenjar adrenalin.
Aldosteron akan mempengaruhi ginjal untuk menahan natrium dan air. Akibatnya
bila dibutuhkan lebih banyak air, akan lebih sedikit air dikeluarkan tubuh.
F. Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi Kebutuhan Cairan Dan Elektrolit
Terdapat beberapa faktor yang
mempengaruhi kebutuhan cairan dan elektrolit diantaranya adalah
1. Usia
Variasi usia berkaitan dengan
luas permukaan tubuh, metabolisme yang diperlukan dan berat badan. selain itu
sesuai aturan, air tubuh menurun dengan peningkatan usia. Berikut akan
disajikan dalam tabel perubahan pada air tubuh total sesuai usia.
2. Jenis kelamin
Wanita mempunyai air tubuh yang
kurang secara proporsional, karena lebih banyak mengandung lemak tubuh
18
3.
Sel-sel lemak
Mengandung
sedikit air, sehingga air tubuh menurun dengan peningkatan lemak tubuh
4. Stres
Stres dapat
menimbulkan peningkatan metabolisme sel, konsentrasi darah dan glikolisis otot,
mekanisme ini dapat menimbulkan retensi sodium dan air. Proses ini dapat
meningkatkan produksi ADH dan menurunkan produksi urine
5. Sakit
Keadaan
pembedahan, trauma jaringan, kelainan ginjal dan jantung, gangguan hormon akan
mengganggu keseimbangan cairan
6.
Temperatur lingkungan
Panas yang
berlebihan menyebabkan berkeringat. Seseorang dapat kehilangan NaCl melalui
keringat sebanyak 15-30 g/hari
7. Diet
Pada saat
tubuh kekurangan nutrisi, tubuh akan memecah cadangan energi, proses ini akan
menimbulkan pergerakan cairan dari interstisial ke intraselular.
Keseimbangan cairan
Keseimbangan
cairan ditentukan oleh intake atau masukan cairan dan pengeluaran cairan.
Pemasukan cairan berasal dari minuman dan makanan. Kebutuhan cairan setiap
hari antara 1.800-2.500 ml/hari. Sekitar 1.200 ml berasal dari minuman dan
1.000 ml dari makanan. Sedangkan
pengeluaran cairan melalui ginjal
dalam bentuk urine 1.200 – 1.500 ml/hari, feses 100 ml, paru-paru 300-500 ml
dan kulit 600-800 ml.
Prinsip dasar
keseimbangan cairan:
1. Air
bergerak melintasi membran sel karena osmolaritas cairan interseluler dan ekstraseluler tetapi hampir sama satu
sama lain kecuali beberapa menit setelah perubahan salah satu kompartemen.
2.
Membran sel hampir sangat impermeabel terhadap banyak zat terlarut karena
jumlah osmol dalam cairan ekstraseluler atau
intraseluler tetapi konstan, kecuali jika zat terlarut ditambahkan atau
dikurangi dari kompartemen ekstraseluler. Dengan kondisi ini kita dapat
menganalisis efek berbagai kondisi cairan abnormal terhadap volume dan
osmolaritas cairan ekstraseluler dan osmolaritas cairan intraseluler.
19
Pergerakan cairan tubuh
Mekanisme pergerakan cairan tubuh
melalui tiga proses, yaitu :
1.
Difusi
merupakan proses dimana partikel yang terdapat
dalam cairan bergerak dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah sampai
terjadi keseimbangan. Cairan dan elektrolit didifusikan sampai menenambus
membran sel. Kecepatan difusi dipengaruhi oleh ukuran molekul, konsenrasi
larutan, dan temperatur.
2.
Osmosis
merupakan bergeraknya
pelarut bersih seperti air, melalui membran semipermeabel dari larutan yang
berkonsentrasi lebih rendah ke konsentrasi yang lebih tinggi yang sifatnya
menarik.
3. Transpor
aktif
Proses transpor aktif
memerlukan energi metabolisme. Proses tranpor aktif penting untuk mempertahankan
keseimbangan natrium dan kalsium antara cairan intraseluler dan ekstraseluler.
Dalam kondisi normal, konsentrasi natrium lebih tinggi pada cairan intraseluler dan kadar kalium lebih tinggi
pada cairan ekstraseluler.
Perpindahan cairan dan
elektrolit tubuh terjadi dalam tiga fase yaitu :
1. Fase I :
Plasma darah pindah dari seluruh
tubuh ke dalam sistem sirkulasi, dan nutrisi
dan oksigen diambil dari paru-paru
dan tractus gastrointestinal.
2. Fase II :
Cairan interstitial dengan
komponennya pindah dari darah kapiler dan sel
3. Fase III :
Cairan dan substansi yang ada di
dalamnya berpindah dari cairan interstitial masuk ke dalam sel.Pembuluh darah
kapiler dan membran sel yang merupakan membran
semipermiabel mampu memfilter tidak
semua substansi dan komponen dalam cairan tubuh ikut berpindah.
20
2.7 Pengaturan
cairan
Sejumlah
mekanisme homeostatis bekerja tidak hanya untuk mempertahankan konsentrasi
elektrolit dan osmotik dari cairan tubuh, tetapi juga untuk volume cairan tubuh
total. Keseimbangan cairan tubuh dan elektrolit normal adalah akibat dari
keseimbangan dinamis antara makanan dan minuman yang masuk dengan keseimbangan
yang melibatkan sejumlah besar sistem organ. Sistem organ yang banyak berperan
adalah ginjal, sistem kardiovaskuler, kelenjar hipofisis, kelenjar paratiroid,
kelenjar adrenal, dan paru. Ginjal merupakan pengendali utama terhadap kadar
elektrolit dan cairan. Jumlah cairan tubuh dan konsentrasi elektrolit sangat
ditentukan oleh apa yang di simpan ginjal. Ginjal sendiri diatur oleh sejumlah
hormaon dalam menjalankan fungsinya.
1.
Rasa
dahaga
Mekanisme rasa dahaga:
Penurunan
fungsi ginjal merangsang pelepasan renin, yang pada akhirnya menimbulkan produksi
angiotensin II yang dapat merangsang hipotalamus untuk melepaskan substrat
neural yang bertangguang jawab terhadap sensasi haus.
Osmoreseptor
di hipotalamus, mendeteksi peningkatan tekanan osmotik dan mengaktivasi
jaringan saraf yang dapat mengakibatkan sensai rasa dahaga.
2.
Anti
Diuretik Hormon (ADH)
ADH di bentuk di hipotalamus dan
disimpan dalam neurohipofisis dari hipofisis posterior. Stimuli utama untuk
sekresi ADH adalah peningkatan osmolaritas dan penurunan cairan ekstrasel.
Hormon ini meningkatkan reabsorpsi air pada duktus koligentes, dengan demikian
dapat menghemat air.
3.
Aldosteron
Hormon ini disekresi oleh kelenjar
adrenal yang bekerja pada tubulus ginjal untuk meningkatkan absopsi natrium.
Pelepasan aldosteron dirangsang oleh perubahan konsentrasi kalium, natrium
serum dan sistem angiotensin renin serta sangat efektif dalam mengendalikan
hiperkalemia.
21
2.9 Pengaturan elektrolit
1. Natrium
(Na+)
Merupakan kation paling banyak dalam
cairan ekstrasel. Na+ mempengaruhi keseimbanagan air, hantaran
impuls saraf dan kontraksi otot. ion
natrium di dapat dari saluran pencernaan, makanan atau minuman masuk ke dalam
cairan ekstrasel melalui proses difusi.
Pengeluaran ion natrium melalui ginjal, pernapasan, saluran pencarnaan, dan
kulit. Pengaturan konsentrasi ion di
lakukan oleh ginjal. Normalnya sekitar 135-148 mEq/lt.
2. Kalium
(K+)
Merupakan kation utama cairan
intrasel. Berfungsi sebagai excitability neuromuskuler dan kontraksi
otot. Diperlukan untuk pembentukan glikogen, sintesa protein, pengaturan
keseimbanagan asam basa, karena ion K+ dapat diubah menjadi ion
hidrogen (H+). Kalium dapat diperoleh melalui makanan seperti
daging, buah-buahan dan sayur-sayuran. Kalium dapat dikeluarkan melalui ginjal,
keringat dan saluran pencernaan. Pengaturan konsentrasi kalium dipengaruhi oleh
perubahan ion kalium dalam cairan ekstrasel. Nilai normalnya sekitar 3,5-5,5
mEq/lt.
3. Kalsium (Ca2+)
Kalsium merupakan ion yang paling
banyak dalam tubuh, berguna untuk integritas kulit dan struktur sel, konduksi
jantung, pembekuan darah, serta pembentukan tulang dan gigi. Kalsium dalam
cairan ekstrasel diatur oleh kelenjar paratiroid dan tiroid. Hormon
paratiroid mengabsorpsi kalisum melalui
gastrointestinal, sekresi melalui ginjal. Hormon thirocalcitonin
menghambat penyerapan Ca+ tulang.
Kalsuim diperoleh dari absorpsi usus dan resorpsi tulang dan di keluaran
melalui ginjal, sedikit melalui keringaserta di simpan dalam tulang. Jumlah
normal kalsium 8,5 – 10,5 mg/dl.
4. Magnesium
(Mg2+)
Merupakan kation terbanyak kedua
pada cairan intrasel. Sangat penting untuk aktivitas enzim, neurochemia,
dan muscular excibility.
Sumber magnesium didapat dari
makanan seperti sayuran hijau, daging dan ikan. Nilai normalnya sekita 1,5-2,5
mEq/lt.
22
5. Klorida
(Cl ˉ )
Terdapat pada cairan ekstrasel dan
intrasel, berperan dalam pengaturan osmolaritas serum dan volume darah,
regulasi asam basa, berperan dalam bufer pertukaran oksigen, dan karbon
dioksida dalam sel darah merah. Klorida disekresi dan di absorpsi bersama
natrium di ginjal dan pengaturan klorida oleh hormin aldosteron. Normalnya
sekitar 95-105 mEq/lt.
6. Bikarbonat
(HCO3ˉ )
HCO3 adalah buffer kimia
utama dalam tubuh dan terdapat pada cairan ekstrasel dan intrasel dengan fungsi
utama adalah regulasi keseimbangan asam basa. Biknat diatur oleh ginjal.
7 Fosfat
Merupakan anion buffer dalam cairan
intrasel dan ekstrasel. Berfungsi untuk meningkatkan kegiatan neuromuskular,
metabolisme karbohidrat, pengaturan asam basa. Pengaturan oleh hormon
paratiroid.
2.9.1 NILAI-NILAI NORMAL
Jenis cairan dan elektrolit
|
Nilai normal dalam tubuh
|
-
Potasium [K+]
-
Sodium [Na+]
-
Kalsium [Ca2+]
-
Magnesium [Mg2+]
-
Fosfat [PO42-]
-
Klorida [Cl-]
-
Bikarbonat [HCO3]
|
3.5 – 5 mEq/L
135 – 145 mEq/L
8.5 – 10.5 mg/dl (4.5 – 5.8 mEq/L)
1.5 – 2.5 mEq/L
2.7 – 4.5 mg/dl
98 – 106 mEq/L
24 – 28 mEq/L
|
23
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan.
Pengaturan keseimbangan cairan perlu memperhatikan 2 parameter penting, yaitu: volume cairan ekstrasel dan osmolaritas cairan ekstrasel. Ginjal mengontrol volume cairan ekstrasel dengan mempertahankan keseimbangan garam dan mengontrol osmolaritas ekstrasel dengan mempertahankan keseimbangan cairan. Ginjal mempertahankan keseimbangan ini dengan mengatur keluaran garam dan air dalam urine sesuai kebutuhan untuk mengkompensasi asupan dan kehilangan abnormal dari air dan garam tersebut. Ginjal juga turut berperan dalam mempertahankan keseimbangan asam-basa dengan mengatur keluaran ion hidrogen dan ion bikarbonat dalam urine sesuai kebutuhan. Selain ginjal, yang turut berperan dalam keseimbangan
asam-basa adalah paru-paru dengan mengeksresikan ion hidrogen dan CO2 dan system dapar (buffer) kimia dalam cairan tubuh.
B. Kritik & saran.
Guna peyempurnaan makalah ini,kami dari kelompok 3 sangat mengharapkan kritik serta saran dari Dosen Pembimbing beserta teman-teman kelompok lain.
Pengaturan keseimbangan cairan perlu memperhatikan 2 parameter penting, yaitu: volume cairan ekstrasel dan osmolaritas cairan ekstrasel. Ginjal mengontrol volume cairan ekstrasel dengan mempertahankan keseimbangan garam dan mengontrol osmolaritas ekstrasel dengan mempertahankan keseimbangan cairan. Ginjal mempertahankan keseimbangan ini dengan mengatur keluaran garam dan air dalam urine sesuai kebutuhan untuk mengkompensasi asupan dan kehilangan abnormal dari air dan garam tersebut. Ginjal juga turut berperan dalam mempertahankan keseimbangan asam-basa dengan mengatur keluaran ion hidrogen dan ion bikarbonat dalam urine sesuai kebutuhan. Selain ginjal, yang turut berperan dalam keseimbangan
asam-basa adalah paru-paru dengan mengeksresikan ion hidrogen dan CO2 dan system dapar (buffer) kimia dalam cairan tubuh.
B. Kritik & saran.
Guna peyempurnaan makalah ini,kami dari kelompok 3 sangat mengharapkan kritik serta saran dari Dosen Pembimbing beserta teman-teman kelompok lain.
24
DAFTAR PUSTAKA
Yuniastuti,
ari, 2008. Gizi dan Kesehatan. Graha Ilmu : Yogyakarta
Almatsier,
sunita. 2003. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Gramedia : Jakarta
http//.
www. keperawatankita.wordpress.com weblog
Tidak ada komentar:
Posting Komentar