Selasa, 02 Mei 2017

PERBEDAAN ANTARA BENDA CAIR, CAIRAN DAN GAS DALAM TUBUH MANUSIA



 MAKALAH
ILMU DASAR KEPERAWATAN
PERBEDAAN ANTARA BENDA CAIR, CAIRAN DAN GAS DALAM TUBUH MANUSIA
                                                                        

DISUSUN OLEH
KELOMPOK 2 :

1.      CLARA FITRIANA (1510105002)
2.      2.DODI BARU ISMA ASPONA(1510105035)
3.      DEDI EFENDY(15101050
4.      EDI MARHOLID
5.      EVI OKTAVIANI
6.      GITTA SINTIA FIITRI
7.      INDAH PURNAMA SARI
8.      IRMA RAHMAYANI
9.      MEGY WAHYUDI
10.  RIKA YULELDA

TINGKAT I
KEPERAWATAN STIKES ALIFAH PADANG
DOSEN :Ns.REVI NAINI IKBAL,S.Kep,M.Kep


KATA PENGANTAR

          Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas karunia dan rahmatNya, sholawat serta salam marilah kita curah limpahkan kepada baginda alam yakni Nabi Muhammad SAW. Alhamdulillah kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
            Makalah ini kami susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Dasar Keperawatan yang insyaallah akan membantu dalam menambah pengetahuan tentang PERBEDAAN ANTARA BENDA CAIR, CAIRAN DAN GAS DALAM TUBUH MANUSIA.
            Kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
             Dalam menyelesaikan makalah ini, kami sangat menyadari bahwa masih banyak kekurangan, karena kami masih dalam tahap belajar dan kurangnya keterbatasan pengetahuan kami.
             Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan dengan pahala yang berlimpah, Amin.




                                                                                                                   Padang, November 2015


                                                                                                                                    Penyusun








DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR............................................................................
DAFTAR ISI..........................................................................................

BAB I PENDAHULUAAN

1.1    latar belakang.................................................................................
1.2    tujuaan ...........................................................................................
1.3    rumusan masalah.....................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

1 Pengertian....................................................................................
2. Kompartemen Cairan...............................................................................
3.Benda Cair, Cairan dan Gas Dalam Tubuh Manusia.....................................
D. Fungsi spesifik..................................................................................



BAB III PENUTUP

Kesimpulan............................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA





ii
BAB I
PENDAHULUAN
       1.1  Latar Belakang
Sel-sel hidup dalam tubuh diselubungi cairan interstisial yang mengandung konsentrasi nutrien, gas dan elektrolit yang di butuhkan untuk mempertahankan fungsi normal sel. Kelangsungan hidup memerlukan lingkungan internal yang konstan (homeostatis). Mekanisme regulator penting untuk mengendalikan keseimbangan volume, komposisi dan keseimbangan  asam basa cairan tubuh selama fluktuasi metabolik normal atau saat terjadi abnormaliasai  seperti penyakit atau trauma.
Menjaga agar volume cairan tubuh tetap relatif konstan dan komposisinya tetap setabil adalah penting untuk homeostatis. Sistem pengaturan mempertahankan konsatnnya cairan tubuh, keseimbangan cairan dan elektrolit dan asam basa, dan pertukaran kompartemen cairan ekstraseluler dan intraseluler.
Kehidupan manusia sangat bergantung pada apa yang ada di sekelilingnya termasuk dalam  memenuhi kebutuhan dasarnya yaitu makan dan minum lebih kurang 60% berat badan orang dewasa pada umumnya terdiri dari cairan (air dan elektrolit). Faktor yang mempengaruhi jumlah cairan tubuh adalah umur, jenis kelamin, dan kandungan lemak dalam tubuh.
Secara umum orang yang lebih muda mempunyai persentase cairan tubuh yang lebih tinggi dibanding dengan orang yang lebih tua, dan pria secara proporsional mempunyai lebih banyak cairan tubuh dibanding dengan wanita. Orang yang lebih gemuk mempunyai jumlah cairan yang lebih sedikit dibandingkan dengan orang yang lebih kurus, karena sel lemak mengandung sedikit air.
Cairan tubuh terdiri dari dua kompartemen cairan, yaitu: ruang intra seluler (cairan dalam sel) dan ruang ekstra seluler (cairan luar sel). Kurang lebih 2/3 cairan tubuh berada dalam kompartemen cairan intra sel, dan kebanyakan terdapat pada massa otot skeletal. 60 % berat badan tubuh adalah :  a.Cairan intrasel (CIS) 40 % dari berat badan  b.Cairan ekstrasel (CES) 20 % dari berat badan yang terdiri dari cairan intravaskuler (plasma) 5 % dari berat badan, dan cairan interstisil 15 % dari berat badan.  


1
1.4    Tujuan
            1.2. 1        Tujuan Umum
Dengan selelsai makalah ini dapat membuka wawasan begitu pentingnya cairan dan elektrolit bagi tubuh kita dan sangat berperan daalah proses homeostatis.
             1.2. 2        Tujuan Khusus
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
       a.       Mengetahui mekanisme kerja cairan dan elektrolit dalam tubuh .
       b.      Menegtahui manfaat dan tujuan cairan dalam tubuh .
       c.       Menegtahui proses keseimabnagan cairan dan elektrolit dalam tubuh.
       d.      Menegtahui masalah-masalah yang di timbulkan dari ke abnormalan cairan dan elektrolit dalam tubuh.
1.3   Rumusan Masalah
         
       1.      Bagaimana mekanisme kerja cairan dan elektrolit dalam tubuh?
        2.      Proses apa saja yang terjadi dalam cairan dan elektrolit?
       3.      Bagaiaman mekanisme terjadinya homeostatis dalam cairan dan elekrolit?
       4.      Kelaianan apa saja yang disebabkan dari cairan dan elektrolit?













2
BAB II
PEMBAHASAN
1 Pengertian
Cairan dan elektrolit sangat diperlukan dalam rangka menjaga kondisi tubuh tetap sehat. Keseimbangan cairan dan elektrolit di dalam tubuh adalah merupakan salah satu bagian dari fisiologi homeostatis. Keseimbangan cairan dan elektrolit melibatkan komposisi dan perpindahan berbagai cairan tubuh. Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air ( pelarut) dan zat tertentu (zat terlarut). Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan partikel-partikel bermuatan listrik yang disebut ion jika berada dalam larutan.
Cairan dan elektrolit masuk ke dalam tubuh melalui makanan, minuman, dan cairan intravena (IV) dan didistribusi ke seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit berarti adanya distribusi yang normal dari air tubuh total dan elektrolit ke dalam seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit saling bergantung satu dengan yang lainnya jika salah satu terganggu maka akan berpengaruh pada yang lainnya. Cairan tubuh dibagi dalam dua kelompok besar yaitu : cairan intraseluler dan cairan ekstraseluler.
Cairan intraseluler adalah cairan yang berda di dalam sel di seluruh tubuh, sedangkan cairan akstraseluler adalah cairan yang berada di luar sel dan terdiri dari tiga kelompok yaitu : cairan intravaskuler (plasma), cairan interstitial dan cairan transeluler. Cairan intravaskuler (plasma) adalah cairan di dalam sistem vaskuler, cairan intersitial adalah cairan yang terletak diantara sel, sedangkan cairan traseluler adalah cairan sekresi khusus seperti cairan serebrospinal, cairan intraokuler, dan sekresi saluran cerna.
     Kebutuhan cairan dan elektrolit adalah suatu proses dinamik karena metabolisme tubuh membutuhkan perubahan yang tetap untuk melakukan respons terhadap keadaan fisiologis dan lingkungan. Keseimbangan cairan adalah essensial bagi kesehatan. Dengan kemampuannya yang sangat besar untuk menyesuaikan diri, tubuh mempertahankan keseimbangan, biasanya dengan proses-proses faal (fisiologis) yang terintegrasi yang mengakibatkan adanya lingkungan sel yang relatif konstan tapi dinamis. Kemampuan tubuh untuk mempertahankan keseimbangan cairan ini dinamakan “homeostasis”.
3
2. Kompartemen Cairan
         Seluruh cairan tubuh didistribusikan diantara dua kompartemen utama, yaitu : cairan intraselular (CIS) dan cairan ekstra selular (CES). Pada orang normal dengan berat 70 kg, Total cairan tubuh (TBF) rata-ratanya sekitar 60% berat badan atau sekitar 42 L. persentase ini dapat berubah, bergantung pada umur, jenis kelamin dan derajat obesitas (Guyton & Hall, 1997)
  • Cairan Intraselular (CIS) = 40% dari BB total
        Adalah cairan yang terkandung di dalam sel. Pada orang dewasa kira-kira 2/3 dari cairan tubuh adalah intraselular, sama kira-kira 25 L pada rata-rata pria dewasa (70 kg). Sebaliknya, hanya ½ dari cairan tubuh bayi adalah cairan intraselular.
  • Cairan Ekstraselular (CES) = 20% dari BB total
Adalah cairan diluar sel. Ukuran relatif dari (CES)menurun dengan peningkatan usia. Pada bayi baru lahir, kira-kira ½ cairan tubuh terkandung didalam CES. Setelah 1 tahun, volume relatif dari CES menurun sampai kira-kira 1/3 dari volume total. Ini hampir sebanding dengan 15 L dalam rata-rata pria dewasa (70 kg).
Cairan Ekstraseluler terdiri dari :
  • Cairan interstisial (CIT) : Cairan disekitar sel, sama dengan kira-kira 8 L pada orang dewasa. Cairan limfe termasuk dalam volume interstisial. Relatif terhadap ukuran tubuh, volume CIT kira-kira sebesar 2 kali lebih besar pada bayi baru lahir dibanding orang dewasa.
  • Cairan intravaskular (CIV) : Cairan yang terkandung di dalam pembuluh darah. Volume relatif dari CIV sama pada orang dewasa dan anak-anak. Rata-rata volume darah orang dewasa kira-kira 5-6 L (8% dari BB), 3 L (60%) dari jumlah tersebut adalah PLASMA. Sisanya 2-3 L (40%) terdiri dari sel darah merah (SDM, atau eritrosit) yang mentransfor oksigen dan bekerja sebagai bufer tubuh yang penting; sel darah putih (leukosit); dan trombosit. Tapi nilai tersebut diatas dapat bervariasi pada orang yang berbeda-beda,
4
  • bergantung pada jenis kelamin, berat badan dan faktor-faktor lain. Adapun fungsi dari darah adalah mencakup :
–       Pengiriman nutrien (misal ; glokusa dan oksigen) ke jaringan
–       Transpor produk sisa ke ginjal dan paru-paru
–       Pengiriman antibodi dan SDP ke tempat infeksi
–       Transpor hormon ke tempat aksinya
–       Sirkulasi panas tubuh
  • Cairan Transelular (CTS)
Adalah cairan yang terkandung di dalam rongga khusus dari tubuh. Contoh CTS meliputi cairan serebrospinal, perikardial, pleural, sinovial, dan cairan intraokular serta sekresi lambung. Pada waktu tertentu CTS mendekati jumlah 1 L. Namun, sejumlah besar cairan dapat saja bergerak kedalam dan keluar ruang transelular setiap harinya. Sebagai contoh, saluran gastro-intestinal (GI) secara normal mensekresi dan mereabsorbsi sampai 6-8 L per-hari.
3. BENDA CAIR,CAIRAN DAN GAS DALAM TUBUH MANUSIA
2          Benda Cair, Cairan dan Gas dalam Tubuh Manusia
 1. Benda cair
Tubuh memiliki zat air yang menempati porsi terbesar diperkirakan sekitar 50-60 persen tubuh orang dewasa terdiri atas air. Maka tak heran jika hampir semua reaksi di dalam tubuh manusia memerlukan cairan. Adapun ciri2 benda cair:
    Molekul terikat secara longgar tapi berdekatan
    Tekanan yang terjadi karena gaya grafitasi
    Tekanan terjadi tegak lurus bidang


                                                                      5
Benda cair dalam tubuh manusia
    Dalam pembuluh darah
    Dalam bola mata
    Pada ibu hamil: dalam uterus
    Cairan amnion
Alat ukur tekanan zat cair
    Tonometer
    Untuk mengukur tekanan intra okuler
penderita glaukoma
2.   Sistometer
        Untuk mengukur tekanan kandung kencing.
Cairan tubuh
    Seluruh sel-sel tubuh terendam dalam suatu cairan yang disebut cairan interstitiel yang bertindak sebagai lingkungan interna dari sel-sel.
    Volume dan komposisi cairan interstitiel harus tetap berada dalam suatu batas yang tertentu agar sel-sel dapat berfungsi dengan normal.
    Perubahan dari volume dan komposisi cairan interstitiel dapat menimbulkan kelainan fungsi tubuh (malfungsi).
    Kelainan volume cairan akan mengganggu fungsi kardiovaskuler sedangkan perubahan komposisi cairan interstitiel akan mengganggu fungsi sel.
    Jadi jelas bahwa harus terdapat suatu regulasi aktif  untuk mempertahankan lingkungan dalam agar tetap konstan.
    Cairan tubuh total  : 60% dari BB
    Cairan tubuh total : cairan intrasel 40% BB dan cairan ekstrasel 20% BB
    Cairan ekstrasel :
    -  plasma darah  5% BB
    -  cairan interstitiel 15% BB
    -  cairan transelluler 1,5% BB 


6
    Cairan tubuh total dipengaruhi oleh : umur, jenis kelamin, dan derajat obesitas
Fungsi cairan tubuh
    Pembentuk struktur tubuh
    Sarana transportasi (nutrisi, hormon, dan molekul2 kedlm sel)
    Membantu mengeluarkan sisa2 metabolisme
    Mengatur suhu
    Pelarut elektrolit dan non elektrolit
    Mengisi rongga2 tubuh (cairan pluera, spinal, perikardium, peritoneal)

Lanjutan………………………
    Hal ini menyebabkan kapiler cenderung mendorong cairan melalui porus yang terdapat pada dinding kapiler keruang interstitiel
    Sebaliknya, tekanan osmotik plasma yang disebabkan oleh protein plasma yang disebut tekanan koloid osmotik plasma yang disebut juga tekanan onkotik cenderung mendorong cairan bergerak secara osmosis dari ruang interstitiel ke plasma, sehingga mencegah hilangnya cairan dari plasma ke ruang interstitiel.
Transport Cairan
    Sistem cardiovaskuler berfungsi untuk mensuplai berbagai bahan yang penting melalui darah ke seluruh tubuh. Plasma merupakan bagian non seluler dari darah, plasma berhubungan dengan cairan interstitiel melalui lubang yang terdapat pada kapiler.
b .    Terdapat perbedaan tekanan sebesar 20Mmhg antara plasma dan cairan interstitiel yang menyebabkan tekanan hidrostatik kapiler lebih tinggi dibandingkan di dalam ruang interstitial
Cairan tubuh terdiri dari :
Cairan Ekstrasel : semua cairan yang terdapat diluar sel dan terdiri dari ion-ion dan berbagai bahan nutrisi yang dibutuhkan oleh sel untuk mempertahankan fungsi sel spt pertumbuhan, perkembangan dan fungsi khusus lainnya.
Cairan ekstrasel terdiri atas beberapa komponen : plasma, cairan interstitial dan cairan transeluler.

7
    Plasma : merupakan bagian non seluler dari darah dan menyusun 24% dari seluruh cairan ekstrasel. Plasma berhubungan dengan cairan intrasel melalui lubang yang terdapat pada kapiler.
    Cairan interstitial : merupakan cairan yang terdapat diantara sel, termasuk didalamnya adalah cairan limpa. Cairan interstitial merupakan 75% dari cairan ekstrasel
    Cairan transeluler : merupakan cairan yang terdapat pada lumen saluran cerna, keringat, cairan cerebrospinal, cairan pleura, cairan pericardial, cairan intraokuler, sinovial, empedu, peritonium dan cairan kokhlea. Berjumlah 1 % dari cairan ekstrasel
    Cairan intrasel : sekitar 25 liter dari 40 liter cairan dalam tubuh kita terdapat dalam 100 triliun sel, disebut cairan intrasel yang meliputi 2/3 dari seluruh cairan tubuh. Cairan intrasel yang terdapat pada tiap sel mempunyai komposisi yang berbeda tetapi konsentrasi dari tiap komposisi dapat dikatakan sama dari sel ke sel lainnya.
Pengaturan normal keseimbangan Cairan dlm tubuh
    Ketentuan volume cairan
    Intake=Output
    Intake cairan normal
    orang dewasa sehat memasukkan cairan normal 90% dr intake/hr (±2500 cc).
    Output cairan normal
    Balance cairan dipertahankan krn : paru2, saluran cerna, ginjal.
Lanjutan……………………….
    IWL (insessible Water Loss) ad/ hilangnya cairan yg tdk dapat dilihat (evaporasi n respirasi).
    Dewasa    : 8-10 cc/kgBB/24 jam
    Anak        : 30 cc/kgBB/24 jam
    Dengan  suhu : 10 cc/kgBB 200 cc (st-36,8° C)
    Sensibel water loss ad/ hilangnya cairan yang dapat diamati
    Urine    : 1-2 cc/kg BB/jam
    Faeces    : 100-200 cc/24 jam
    Output urine setiap hr hampir sama dgn intake balance cairan individu dpt diperkirakan dgn membandingkan intake cairan oral dan output urine.
8
2.      Gas dalam tubuh
    Gas tidak memiliki bentuk/volume yang tetap dan mengisi semua ruang yang ada.
    Partikel-partikel  dalam gas bebas bergerak dalam ruang dan saling bertumpukan satu sama lain.
    Tumpukan antara partikel2 gas dgn dinding wabah akan menyebabkan tekanan
           Semakin banyak jumlah tumbukan maka semakin banyak tekanan yg terjadi
Kapasitas paru
Kapasitas paru diukur dengan spirometer
Kapasitas paru laki 5 liter dan wanita 4 liter
    Volume tidal sekitar 450 ml udara yang keluar masuk paru slm pernapasan
    Volume cadangan inspirasi, jumlah udara ekstra yag dapat dihirup di atas volume tidal saat menarik napas dalam2.
    Volume cadangan ekspirasi, jumlah udara ekstra  yg dapat dikeluarkan selain volume tidal saat menghembuskan napas
    Volume residu, udara yang tersisa dlm paru setelah ekspirasi yg paling kuat. Meningkat pada penyakit saluran napas obstruktif
    Kapasitas total paru, jumlah kapasitas vital dan volume residu.
Transportasi gas (perfusi
Ad / proses perpindahan gas dr paru ke jaringan dan dr jaringan ke peru dgn bantuan aliran darah.
    oksigen kapiler         jaringan tubuh
    karbondioksida jar. Tbh          kapiler
Trasportasi gas oksigen
     Berikatan dgn Hb (Oxyhemoglobin 97%)
     Larut dlm plasma (3%)



9
Transport karbondioksida
      Larut dlm plasma
      Berikatan Hb (Carbaminohemoglobine 30%
      Sebagai HCO3
Faktor2 yg mempengaruhi Oksigenasi
    Kondisi kesehatan (Ggn organ vital n penykt kronis)
    Perkembangan (Perubhn fisik slm tmbuh kembang)
    Narkotik  n Analgesik (mengakibtkan Depresi pusat napas trtma Morphin n mereridin)
    Pola / gaya hidup (pola aktivitas yg tdk mendukung perkembangan alveoli. Misal merokok, krg olaraga
    Environment (panas, dingin, altitute n polusi udara)
    Latihan
    Kondisi psikologi (emosi, cemas, marah)

Tujuan Terapi oksigen
Meningkatkan kadar oksigen udara napas  kadar oksigen yang ada di paru-paru menjadi tinggi  tekanan pastial oksigen dialveolus meningkat  oksigen yang  berdifusi melalui dinding alveolus lebih banyak  kadar oksigen yang terangkut melalui peredaran darah cukup dan persediaan oksigen di jaringan sel dapat terpenuhi  mencegah terjadinya hipoksia.
Efek langsung dari pemberian fraksi oksigen inspirasi ( FIO2 )
    Mengatasi hipoksemia dengan peningkatan tekanan oksigen alveoli
    Menurunkan usaha pernafasan untuk mempertahankan tekanan oksigen alveoli
    Menurunkan kerja jantung untuk mempertahankan tekanan oksigen arteri
Sumber oksigen
    Oksigen tangki adalah gas kering yang harus bebas debu dan partikel minyak agar dapat digunakan dalam terapi medik.
    Dari regulator oksigen dapat digunakan untuk menjalankan ventilator, nebulizer, humidifer dan flowmeter.
                                                                      10
    Dari flowmeter baru boleh diberikan ke alat terapi oksigen (kanula, masker, bag).

Cara pemberian Oksigen
    Kanula hidung
    Sungkup sederhana
    Sungkup dengan reservoir rebreathing
    Sungkup dengan reservoir non rebreathing
    Sungkup venturi
Bahaya-bahaya pemberian O2

a. Kebakaran
      Oksigen bukan zat pembakar tetapi oksigen dapat memudahkan terjadinya kebakaran
b. Depresi ventilasi
 Pemberian O2 yang tidak dimonitor baik konsentrasi maupun aliran pada pasien dgn retensi CO2 dapat menekan ventilasi
c. Keracunan Oksigen
     Dapat terjadi bila terapi oksigen yg diberikan dgn konsentrasi tinggi dalam waktu relatif lama
     Keadaan ini dpt merusak jaringan paru dan kerusakan surfaktan

                                    B. Kompartemen Cairan
Seluruh cairan tubuh didistribusikan diantara dua kompartemen utama, yaitu : cairan intraselular (CIS) dan cairan ekstra selular (CES). Pada orang normal dengan berat 70 kg, Total cairan tubuh (TBF) rata-ratanya sekitar 60% berat badan atau sekitar 42 L. persentase ini dapat berubah, bergantung pada umur, jenis kelamin dan derajat obesitas (Guyton & Hall, 1997)

11
Cairan Intraselular (CIS) = 40% dari BB total
Adalah cairan yang terkandung di dalam sel. Pada orang dewasa kira-kira 2/3 dari cairan tubuh adalah intraselular, sama kira-kira 25 L pada rata-rata pria dewasa (70 kg). Sebaliknya, hanya ½ dari cairan tubuh bayi adalah cairan intraselular.
  • Cairan Ekstraselular (CES) = 20% dari BB total
Adalah cairan diluar sel. Ukuran relatif dari (CES)menurun dengan peningkatan usia. Pada bayi baru lahir, kira-kira ½ cairan tubuh terkandung didalam CES. Setelah 1 tahun, volume relatif dari CES menurun sampai kira-kira 1/3 dari volume total. Ini hampir sebanding dengan 15 L dalam rata-rata pria dewasa (70 kg).
Cairan Ekstraseluler terdiri dari :
  • Cairan interstisial (CIT) : Cairan disekitar sel, sama dengan kira-kira 8 L pada orang dewasa. Cairan limfe termasuk dalam volume interstisial. Relatif terhadap ukuran tubuh, volume CIT kira-kira sebesar 2 kali lebih besar pada bayi baru lahir dibanding orang dewasa.
  • Cairan intravaskular (CIV) : Cairan yang terkandung di dalam pembuluh darah. Volume relatif dari CIV sama pada orang dewasa dan anak-anak. Rata-rata volume darah orang dewasa kira-kira 5-6 L (8% dari BB), 3 L (60%) dari jumlah tersebut adalah PLASMA. Sisanya 2-3 L (40%) terdiri dari sel darah merah (SDM, atau eritrosit) yang mentransfor oksigen dan bekerja sebagai bufer tubuh yang penting; sel darah putih (leukosit); dan trombosit. Tapi nilai tersebut diatas dapat bervariasi pada orang yang berbeda-beda, bergantung pada jenis kelamin, berat badan dan faktor-faktor lain. Adapun fungsi dari darah adalah mencakup :
–       Pengiriman nutrien (misal ; glokusa dan oksigen) ke jaringan
–       Transpor produk sisa ke ginjal dan paru-paru
12
–       Pengiriman antibodi dan SDP ke tempat infeksi
–       Transpor hormon ke tempat aksinya
–       Sirkulasi panas tubuh
  • Cairan Transelular (CTS)
Adalah cairan yang terkandung di dalam rongga khusus dari tubuh. Contoh CTS meliputi cairan serebrospinal, perikardial, pleural, sinovial, dan cairan intraokular serta sekresi lambung. Pada waktu tertentu CTS mendekati jumlah 1 L. Namun, sejumlah besar cairan dapat saja bergerak kedalam dan keluar ruang transelular setiap harinya. Sebagai contoh, saluran gastro-intestinal (GI) secara normal mensekresi dan mereabsorbsi sampai 6-8 L per-hari.
Secara Skematis Jenis dan Jumlah Cairan Tubuh dapat digambarkan sebagai berikut :
C. Fungsi dan Kebutuhan Cairan Tubuh
Air merupakan sebagian besar zat pembentuk tubuh manusia. Jumlah air sekitar 73% dari bagian tubuh seseorang tanpa jaringan lemak (lean body mass). Tergantung jumlah lemak yang terdapat dalam tubuh, proporsi air ini berbeda antar orang.
13
Prosentase Total Cairan Tubuh Dibandingkan Berat Badan
Distribusi Cairan Tubuh
Nilai Rata-Rata Cairan Ekstraseluler (Ces) Dan Cairan Intraseluler (Cis) Pada Dewasa Normal Terhadap Berat Badan
Maxwell, Morton H. Clinical Disorders of Fluid and Electrolyte Metabolism, 4th ed. McGraw Hill, 1987, p.9.

14
      Bagi manusia, air berfungsi sebagai bahan pembangunan disetiap sel tubuh. Cairan manusia memiliki fungsi yang sangat vital, yaitu untuk mengontrol suhu tubuh dan menyediakan lingkungan yang baik bagi metabolisme. Cairan tubuh bersifat elektrolit (mengandung atom bermuatan listrik) dan alkalin (basa). Dengan demikian air digunakan dalam tubuh sebagai pelarut, bagian dari pelumas, pereaksi kimia, mengatur suhu tubuh, sebagai sumber mineral, serta membantu memelihara bentuk dan susunan tubuh. Air yang dibutuhkan manusia berasal dari makanan dan minuman serta pertukaran zat dalam tubuh.
Air mempunyai berbagai fungsi dalam proses vital tubuh, yaitu :
  • Pelarut dan alat angkut. Air dalam tubuh berfungsi sebagai pelarut zat-zat gizi berupa monosakarida, asam amino, lemak, vitamin dan mineral serta bahan-bahan lain yang diperlukan tubuh seperti oksigen, dan hormon-hormon.
  • Katalisator. Air berperan sebagai katalisator dalam berbagai reaksi biologik dalam sel, termasuk didalam saluran cerna. Air diperlukan pula untuk memecah atau menghidrolisis zat gizi kompleks menjadi bentuk-bentuk lebih sederhana.
  • Pelumas. Air berperan sebagai pelumas dalam cairan sendi-sendi tubuh.
  • Fasilitator pertumbuhan. Air sebagai bagian jaringan tubuh diperlukan untuk pertumbuhan. Dalam hal ini air berperan sebagai zat pembangun.
  • Pengatur suhu. Karena kemampuan air untuk menyalurkan panas, air memegang peranan dalam mendistribusikan panas didalam tubuh.
  • Peredam benturan. Air dalam mata, jaringan syaraf tulang belakang, dan dalam kantung ketuban melindungi organ-organ tubuh dari benturan-benturan.
Kebutuhan air sehari dikatakan sebagai proporsi terhadap jumlah energi yang dikeluarkan tubuh dalam keadaan lingkungan rata-rata. Untuk orang dewasa dibutuhkan sebanyak 1.0-1.5 ml/kkal, sedangkan untuk bayi 1.5 ml/kkal.


15
D. Distribusi dan Keseimbangan Cairan Tubuh
Cairan tubuh merupakan media semua reaksi kimia di dalam sel. Tiap sel mengandung cairan intraseluler (cairan di dalam sel) yang komposisinya paling cocok untuk sel tersebut dan berada di dalam cairan ekstraseluler (cairan di luar sel) yang cocok pula. Cairan ekstraseluler terdiri atas cairan interstisial atau intraseluler (sebagian besar) yang terdapat disel-sel dan cairan intravaskular berupa plasma darah. Semua cairan tubuh setiap waktu kehilangan dan mengalami penggantian bagian-bagiannya, namun komposisi cairan dalam tiap kompartemen dipertahankan agar selalu berada dalam keadaan homeostatik / tetap. Keseimbangan cairan di tiap komportemen menentukan volume dan tekanan darah.
Tubuh harus mampu memelihara konsentrasi semua elektrolit yang sesuai didalam cairan tubuh, sehingga tercapai keseimbangan cairan dan elektrolit. Pengaturan ini penting bagi kehidupan sel, karena sel harus secara terus menerus berada didalam cairan dengan komposisi yang benar, baik cairan didalam maupun diluar sel. Mineral makro terdapat dalam bentuk ikatan garam yang larut dalam cairan tubuh. Sel-sel tubuh mengatur kemana garam harus bergerak dengan demikian menetapkan kemana cairan tubuh harus mengalir, karena cairan mengikuti garam. Kecenderungan air mengikuti garam dinamakan osmosis.
Keseimbangan cairan tubuh adalah keseimbangan antara jumlah cairan yang masuk dan keluar. Melalui mekanisme keseimbangan, tubuh berusaha agar cairan didalam tubuh setiap waktu berada dalam jumlah yang tetap/konstan. Ketidakseimbangan terjadi pada dehidrasi (kehilangan air secara berlebihan) dan intoksikasi air (kelebihan air). Konsumsi air terdiri atas air yang diminum dan yang diperoleh dari makanan, serta air yang diperoleh sebagai hasil metabolisme. Air yang keluar dari tubuh termasuk yang dikeluarkan sebagai urin, air didalam feses, dan air yang dikeluarkan melalui kulit dan paru-paru. Keseimbangan air rata-rata berupa masukan dan ekskresi dapat dilihat pada tabel berikut :


16
Masukan Air
Jumlah (ml)
Ekskresi /Keluaran Air
Jumlah (ml)
Cairan
550-1500
Ginjal
500-1400
Makanan
700-1000
Kulit
450-900
Air metabolik
200-300
Paru-paru
350


Feses
150
Jumlah
1450-2800

1450-2800
Sumber : Almatsier (2001) disitasi dari Whitney et al. (1993) Understanding Nutrition
Air dibuang dari tubuh melalui air seni, keringat, dan penguapan air melalui alat pernapasan yaitu sebagai sarana transportasi zat gizi dan oksigen ke seluruh tubuh. Aktivitas tubuh akan selalu mengeluarkan cairan dalam bentuk keringat, urin, feses dan nafas. Tubuh akan kehilangan cairan sekitar 2.5 liter setiap hari. Untuk menjaga agar kondisi dan fungsi cairan tubuh tidak terganggu, kehilangan tersebut harus diganti. Jika tubuh tidak cukup mendapatkan air atau kehilangan air maka akan menimbulkan dehidrasi.
Dehidrasi adalah suatu keadaan kehilangan cairan sehingga mengganggu fungsi normal organ-organ tubuh. Tubuh kita dapat mengalami dehidrasi disebabkan oleh masukan air kurang atau keluaran air berlebihan. Dehidrasi karena keluaran air berlebihan disebabkan oleh diare atau peningkatan aktivitas fisik.
Pada aktivitas fisik biasa, tubuh kehilangan air sebanyak 2,5 liter per hari, sebagian besar (60%) dikeluarkan melalui air seni. Pada peningkatan aktivitas fisik, misalnya berolahraga, kehilangan air mencapai 1-2 liter per jam, sebagian besar (95%) dikeluarkan melalui keringat. Banyaknya air yang hilang tergantung pada intensitas aktivitas fisik, dan suhu dan kelembaban. Makin besar intensitas latihan, suhu dan kelembaban, akan semakin besar kehilangan air.
Rasa haus merupakan gejala awal terjadinya dehidrasi. Kehilangan air sebanyak 2% dari berat badan dapat menyebabkan peningkatan laju jatung dan suhu tubuh. Kematian dapat terjadi bila kehilangan air mencapai 9-12% berat badan. Pada dehidrasi, tubuh tidak hanya kehilangan air tetapi juga kehilangan elektrolit dan glukosa. Disamping air, dehidrasi menyebabkan kehilangan elektrolit. Kehilangan natrium dan klorida dapat mencapai 40-60 mEq/liter, sedangkan kalium dan magnesium 1,5-6 mEq/liter. Kehilangan elektrolit akan mempercepat timbulnya gejala dan gangguan fungsi organ-organ.
Dehidrasi akan mengakibatkan menurunnya volume plasma sehingga menimbulkan gangguan termoregulasi dan kerja jantung. Selanjutnya akan mempengaruhi kinerja tubuh secara keseluruhan. Dehidrasi juga menurunkan kemampuan sistem kardiovaskuler dan pengaturan suhu tubuh. Dehidrasi berat menyebabkan kerja otak terganggu sehingga cenderung mengalami halusinasi.
Rehidrasi dengan memberikan air minum biasa justru akan sangat berbahaya pada kehilangan elektrolit. Air minum biasa menyebabkan CES menjadi hipoosmolar sehingga air masuk ke CIS. Minum air biasa terus menerus semakin meningkatkan hipoosmolaritas CES dan menambah volume air yang masuk ke CIS sehingga mengakibatkan pembengkakan sel yang dapat mengakibatkan kematian. Oleh sebab itu komposisi cairan rehidrasi harus mengandung elektrolit dan glukosa dalam jumlah yang cukup untuk mengganti yang hilang.
E. Pengaturan keseimbangan cairan tubuh dan elektrolit
Jumlah berbagi jenis garam di dalam tubuh hendaknya dijaga dalam keadaan konstan. Bila terjadi kehilangan garam dari tubuh, maka harus diganti dari sumber diluar tubuh, yaitu dari makanan dan minuman. Tubuh mempunyai suatu mekanisme yang mengatur agar konsentrasi semua mineral berada dalam batas-batas normal.
Pengaturan air dari tubuh diatur oleh ginjal dan otak. Hipotalamus mengatur konsentrasi garam di dalam darah, merangsang kelenjar pituitari mengeluarkan hormon antidiuretika (ADH), Ginjal mengontrol volume cairan ekstrasel dengan mempertahankan keseimbangan garam dan mengontrol osmolaritas cairan ekstrasel dengan mempertahankan keseimbangan cairan. Ginjal mempertahankan keseimbangan ini dengan mengatur keluaran garam dan air dalam urine sesuai kebutuhan untuk mengkompensasi asupan dan kehilangan abnormal dari air dan garam tersebut.
17
ADH dikeluarkan bilamana konsentrasi garam tubuh terlalu tinggi, atau bila volume darah atau tekanan darah terlalu rendah. ADH merangsang ginjal untuk menahan atau menyerap air kembali dan mengedarkannya kembali kedalam tubuh. Jadi, semakin banyak air dibutuhkan tubuh, semakin sedikit yang dikeluarkan. Bila terlalu banyak air keluar dari tubuh, volume darah dan tekanan darah akan turun. Sel-sel ginjal akan mengeluarkan enzim renin. Renin mengaktifkan protein di dalam darah yang dinamakan angiotensin kedalam bentuk aktifnya angiotensin. Angiotensin akan mengecilkan diameter pembuluh darah sehingga tekanan darah akan naik. Disamping itu angiotensin mengatur pengeluaran hormon aldosteron dari kelenjar adrenalin. Aldosteron akan mempengaruhi ginjal untuk menahan natrium dan air. Akibatnya bila dibutuhkan lebih banyak air, akan lebih sedikit air dikeluarkan tubuh.
F. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebutuhan Cairan Dan Elektrolit
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kebutuhan cairan dan elektrolit diantaranya adalah
1.  Usia
Variasi usia berkaitan dengan luas permukaan tubuh, metabolisme yang diperlukan dan berat badan. selain itu sesuai aturan, air tubuh menurun dengan peningkatan usia. Berikut akan disajikan dalam tabel perubahan pada air tubuh total sesuai usia.
2.  Jenis kelamin
Wanita mempunyai air tubuh yang kurang secara proporsional, karena lebih banyak mengandung lemak tubuh
18
3.  Sel-sel lemak
Mengandung sedikit air, sehingga air tubuh menurun dengan peningkatan lemak tubuh
4.  Stres
Stres dapat menimbulkan peningkatan metabolisme sel, konsentrasi darah dan glikolisis otot, mekanisme ini dapat menimbulkan retensi sodium dan air. Proses ini dapat meningkatkan produksi ADH dan menurunkan produksi urine
5.  Sakit
Keadaan pembedahan, trauma jaringan, kelainan ginjal dan jantung, gangguan hormon akan mengganggu keseimbangan cairan
6.  Temperatur lingkungan
Panas yang berlebihan menyebabkan berkeringat. Seseorang dapat kehilangan NaCl melalui keringat sebanyak 15-30 g/hari
7.  Diet
Pada saat tubuh kekurangan nutrisi, tubuh akan memecah cadangan energi, proses ini akan menimbulkan pergerakan cairan dari interstisial ke intraselular.
       Keseimbangan cairan
Keseimbangan cairan ditentukan oleh intake atau masukan cairan dan pengeluaran cairan. Pemasukan cairan berasal  dari  minuman dan makanan. Kebutuhan cairan setiap hari antara 1.800-2.500 ml/hari. Sekitar 1.200 ml berasal dari minuman dan 1.000 ml dari makanan. Sedangkan  pengeluaran cairan  melalui ginjal dalam bentuk urine 1.200 – 1.500 ml/hari, feses 100 ml, paru-paru 300-500 ml dan kulit 600-800 ml.
Prinsip dasar keseimbangan cairan:
       1.      Air bergerak melintasi membran sel karena osmolaritas cairan interseluler  dan ekstraseluler tetapi hampir sama satu sama lain kecuali beberapa menit setelah perubahan salah satu kompartemen.
2.      Membran sel hampir sangat impermeabel terhadap banyak zat terlarut karena jumlah osmol dalam cairan ekstraseluler atau  intraseluler tetapi konstan, kecuali jika zat terlarut ditambahkan atau dikurangi dari kompartemen ekstraseluler. Dengan kondisi ini kita dapat menganalisis efek berbagai kondisi cairan abnormal terhadap volume dan osmolaritas cairan ekstraseluler dan osmolaritas cairan intraseluler.  
19
      Pergerakan cairan tubuh
Mekanisme pergerakan cairan tubuh melalui tiga proses, yaitu :
      1.      Difusi
                         merupakan proses dimana partikel yang terdapat dalam cairan bergerak dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah sampai terjadi keseimbangan. Cairan dan elektrolit didifusikan sampai menenambus membran sel. Kecepatan difusi dipengaruhi oleh ukuran molekul, konsenrasi larutan, dan temperatur.
      2.      Osmosis
                        merupakan bergeraknya pelarut bersih seperti air, melalui membran semipermeabel dari larutan yang berkonsentrasi lebih rendah ke konsentrasi yang lebih tinggi yang sifatnya menarik.
      3.      Transpor aktif
Proses transpor aktif memerlukan energi metabolisme. Proses tranpor aktif penting untuk mempertahankan keseimbangan natrium dan kalsium antara cairan intraseluler dan ekstraseluler. Dalam kondisi normal, konsentrasi natrium lebih tinggi pada cairan  intraseluler dan kadar kalium lebih tinggi pada cairan ekstraseluler.
Perpindahan cairan dan elektrolit tubuh terjadi dalam tiga fase yaitu :
      1.       Fase I :
Plasma darah pindah dari seluruh tubuh ke dalam sistem sirkulasi, dan nutrisi
dan oksigen diambil dari paru-paru dan tractus gastrointestinal.
      2.      Fase II :
 Cairan interstitial dengan komponennya pindah dari darah kapiler dan sel
      3.      Fase III :
Cairan dan substansi yang ada di dalamnya berpindah dari cairan interstitial masuk ke dalam sel.Pembuluh darah kapiler dan membran sel yang merupakan membran
semipermiabel mampu memfilter tidak semua substansi dan komponen dalam cairan tubuh ikut berpindah.



20
  2.7  Pengaturan cairan
                Sejumlah mekanisme homeostatis bekerja tidak hanya untuk mempertahankan konsentrasi elektrolit dan osmotik dari cairan tubuh, tetapi juga untuk volume cairan tubuh total. Keseimbangan cairan tubuh dan elektrolit normal adalah akibat dari keseimbangan dinamis antara makanan dan minuman yang masuk dengan keseimbangan yang melibatkan sejumlah besar sistem organ. Sistem organ yang banyak berperan adalah ginjal, sistem kardiovaskuler, kelenjar hipofisis, kelenjar paratiroid, kelenjar adrenal, dan paru. Ginjal merupakan pengendali utama terhadap kadar elektrolit dan cairan. Jumlah cairan tubuh dan konsentrasi elektrolit sangat ditentukan oleh apa yang di simpan ginjal. Ginjal sendiri diatur oleh sejumlah hormaon dalam menjalankan fungsinya.
1.      Rasa dahaga
Mekanisme rasa dahaga:
                        Penurunan fungsi ginjal merangsang pelepasan renin, yang pada akhirnya menimbulkan produksi angiotensin II yang dapat merangsang hipotalamus untuk melepaskan substrat neural yang bertangguang jawab terhadap sensasi haus.
                        Osmoreseptor di hipotalamus, mendeteksi peningkatan tekanan osmotik dan mengaktivasi jaringan saraf yang dapat mengakibatkan sensai rasa dahaga.
2.       Anti Diuretik Hormon (ADH)
ADH di bentuk di hipotalamus dan disimpan dalam neurohipofisis dari hipofisis posterior. Stimuli utama untuk sekresi ADH adalah peningkatan osmolaritas dan penurunan cairan ekstrasel. Hormon ini meningkatkan reabsorpsi air pada duktus koligentes, dengan demikian dapat menghemat air.

3.      Aldosteron
Hormon ini disekresi oleh kelenjar adrenal yang bekerja pada tubulus ginjal untuk meningkatkan absopsi natrium. Pelepasan aldosteron dirangsang oleh perubahan konsentrasi kalium, natrium serum dan sistem angiotensin renin serta sangat efektif dalam mengendalikan hiperkalemia.


21
      2.9  Pengaturan elektrolit
      1.    Natrium (Na+)
Merupakan kation paling banyak dalam cairan ekstrasel. Na+ mempengaruhi keseimbanagan air, hantaran impuls saraf dan kontraksi otot.  ion natrium di dapat dari saluran pencernaan, makanan atau minuman masuk ke dalam cairan ekstrasel  melalui proses difusi. Pengeluaran ion natrium melalui ginjal, pernapasan, saluran pencarnaan, dan kulit. Pengaturan konsentrasi  ion di lakukan oleh ginjal. Normalnya sekitar 135-148 mEq/lt.
      2.   Kalium (K+)
Merupakan kation utama cairan intrasel. Berfungsi sebagai excitability neuromuskuler dan kontraksi otot. Diperlukan untuk pembentukan glikogen, sintesa protein, pengaturan keseimbanagan asam basa, karena ion K+ dapat diubah menjadi ion hidrogen (H+). Kalium dapat diperoleh melalui makanan seperti daging, buah-buahan dan sayur-sayuran. Kalium dapat dikeluarkan melalui ginjal, keringat dan saluran pencernaan. Pengaturan konsentrasi kalium dipengaruhi oleh perubahan ion kalium dalam cairan ekstrasel. Nilai normalnya sekitar 3,5-5,5 mEq/lt.
3.    Kalsium (Ca2+)
Kalsium merupakan ion yang paling banyak dalam tubuh, berguna untuk integritas kulit dan struktur sel, konduksi jantung, pembekuan darah, serta pembentukan tulang dan gigi. Kalsium dalam cairan ekstrasel diatur oleh kelenjar paratiroid dan tiroid. Hormon paratiroid  mengabsorpsi kalisum melalui gastrointestinal, sekresi melalui ginjal. Hormon thirocalcitonin menghambat penyerapan Ca+  tulang. Kalsuim diperoleh dari absorpsi usus dan resorpsi tulang dan di keluaran melalui ginjal, sedikit melalui keringaserta di simpan dalam tulang. Jumlah normal kalsium 8,5 – 10,5 mg/dl.
4.    Magnesium (Mg2+)
Merupakan kation terbanyak kedua pada cairan intrasel. Sangat penting untuk aktivitas enzim, neurochemia, dan muscular excibility.  Sumber  magnesium didapat dari makanan seperti sayuran hijau, daging dan ikan. Nilai normalnya sekita 1,5-2,5 mEq/lt.



22
5.    Klorida (Cl ˉ )
Terdapat pada cairan ekstrasel dan intrasel, berperan dalam pengaturan osmolaritas serum dan volume darah, regulasi asam basa, berperan dalam bufer pertukaran oksigen, dan karbon dioksida dalam sel darah merah. Klorida disekresi dan di absorpsi bersama natrium di ginjal dan pengaturan klorida oleh hormin aldosteron. Normalnya sekitar 95-105 mEq/lt.
6.    Bikarbonat (HCO3ˉ )
HCO3 adalah buffer kimia utama dalam tubuh dan terdapat pada cairan ekstrasel dan intrasel dengan fungsi utama adalah regulasi keseimbangan asam basa. Biknat diatur oleh ginjal.
7    Fosfat
Merupakan anion buffer dalam cairan intrasel dan ekstrasel. Berfungsi untuk meningkatkan kegiatan neuromuskular, metabolisme karbohidrat, pengaturan asam basa. Pengaturan oleh hormon paratiroid.
2.9.1        NILAI-NILAI NORMAL

Jenis cairan dan elektrolit
Nilai normal dalam tubuh
-      Potasium [K+]
-      Sodium [Na+]
-      Kalsium [Ca2+]
-      Magnesium [Mg2+]
-      Fosfat [PO42-]
-      Klorida [Cl-]
-      Bikarbonat [HCO3]
3.5 – 5 mEq/L
135 – 145 mEq/L
8.5 – 10.5 mg/dl (4.5 – 5.8 mEq/L)
1.5 – 2.5 mEq/L
2.7 – 4.5 mg/dl
98 – 106 mEq/L
24 – 28 mEq/L








23
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan.
     Pengaturan keseimbangan cairan perlu memperhatikan 2 parameter penting, yaitu: volume cairan ekstrasel dan osmolaritas cairan ekstrasel. Ginjal mengontrol volume cairan ekstrasel dengan mempertahankan keseimbangan garam dan mengontrol osmolaritas ekstrasel dengan mempertahankan keseimbangan cairan. Ginjal mempertahankan keseimbangan ini dengan mengatur keluaran garam dan air dalam urine sesuai kebutuhan untuk mengkompensasi asupan dan kehilangan abnormal dari air dan garam tersebut. Ginjal juga turut berperan dalam mempertahankan keseimbangan asam-basa dengan mengatur keluaran ion hidrogen dan ion bikarbonat dalam urine sesuai kebutuhan. Selain ginjal, yang turut berperan dalam keseimbangan
asam-basa adalah paru-paru dengan mengeksresikan ion hidrogen dan CO2 dan system dapar (buffer) kimia dalam cairan tubuh.

B. Kritik & saran.
     Guna peyempurnaan makalah ini,kami dari kelompok 3 sangat mengharapkan kritik serta saran dari Dosen Pembimbing beserta teman-teman kelompok lain.













24
DAFTAR PUSTAKA
Yuniastuti, ari, 2008. Gizi dan Kesehatan. Graha Ilmu : Yogyakarta
Almatsier, sunita. 2003. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Gramedia : Jakarta
http//. www. keperawatankita.wordpress.com weblog


Tidak ada komentar:

Posting Komentar