MAKALAH TERKAIT
“ KEBUTUHAN DASAR TUMBUH KEMBANG ANAK”
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 4
EVI OKTAVIANI
SELLA RISKA ANGGRAINI
M.ABDUL JALIL
MEGI WAHYUDI
SISI MARDIA OKTASARI
IRMA SALISMI
DEDEA THERENLY HARKA
NIKE NOVALIA
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
STIKES ALIFAH PADANG
TAHUN AJARAN 2017/2018
BAB
II
TINJAUAN
TEORI
1. Pengertian
Pertumbuhan Dan Perkembangan
Istilah
tumbuh kembang sebenarnya mencangkup dua peristiwa yang sifatnya berbeda, akan
tetapi saling berkaitan dan sulit di pisahkan yaitu perkembang dan petumbuhan.
Pertumbuhan (growth) berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar jumlah,
ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu, yang bisa diukur dengan
ukuran berat (gram, pound, kilogram), ukuran panjang (cm,meter), umur tulang
dan keseimbangan metabolik (retensi kalsium dan nitrogen tubuh), sedangkan
perkembangan (development) adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur
dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat
diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan (Soetjiningsih, kuliahbidan.wordpress.com).
Pertumbuhan
adalah bertambah banyak dan besarnya sel seluruh bagian tubuh yang bersifat
kuantitatif dan dapat diukur; sedangkan perkembangan adalah bertambah
sempurnanya fungsi dari alat tubuh (Depkes RI).
Pertumbuhan
berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar, jumlah ukuran atau dimensi
tingkat sel, organ maupun individu; perkembangan lebih menitikberatkan aspek
perubahan bentuk atau fungsi pematangan organ atau individu, termasuk perubahan
aspek sosial atau emosional akibat pengaruh lingkungan ( markum, dkk).
Pertumbuhan
dan perkembangan memiliki makna yang berbeda akan tetapi kedunnya tidak dapat
dipisahkan, pertumbuhan menunjukkan arti perubahan kuantitatif. Pertambahan
dalam ukuran dan struktur. Sedangkan, perkembangan menujukkan perubahan
kuantitaif dan kualitatif ( Elizabet. B. Hurlock. 1978).
Sehingga
dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan mempunyai dampak terhadap aspek fisik,
sedangkan perkembangan berkaitan dengan pematangan fungsi organ / individu. Walaupun
demikian, kedua peristiwa itu terjadi secara sinkron pada setiap individu.
2. Ciri
– Ciri Pertumbuhan Dan Perkembangan
Tumbuh
kembang anak yang sudah dimulai sejak konsepsi sampai dewasa itu mempunyai
ciri-ciri tersendiri, yaitu :
1) Tumbuh
kembang adalah proses yang kontinu sejak dari konsepsi sampai maturitas/dewasa,
yang dipengaruhi oleh faktor bawaan dan lingkungan.
2) Terdapat
masa percepatan dan masa perlambatan, serta laju tumbuh kembang yang berlainan
organ-organ.
3) Pola
perkembangan anak adalah sama pada semua anak,tetapi kecepatannya berbeda
antara anak satu dengan lainnya.
4) Perkembangan
erat hubungannya dengan maturasi sistem susunan saraf.
5) Aktifitas
seluruh tubuh diganti respon individu yang khas.
6) Arah
perkembangan anak adalah sefalokaudal.
7) Refleks
primitif seperti refleks memegang dan berjalan akan menghilang sebelum gerakan
volunter tercapai.
Yang perlu di ingat mengenai
pertumbuhan dan perkembangan anak adalah setiap anak adalah individu yang unik,
karean adanya faktor bawaan dan lingkungan yang berbeda, maka pertumbuhan dan
pemcapaiannya kemampuan dalam nerkembangnya juga berbeda. Tetapi akan tetap
menuruti patokan umum.
3. Prinsip
Pertumbuhan Dan Perkembangan
Untuk
memahami anak usia dini lebih mendalam, orang tua, guru maupun pemerhati perlu
mempunyai gambaran yang tepat mengenai prinsip-prinsip dan pola perkembangan
anak usia dini dan kebutuhan -kebutuhan seperti kebutuhan jasmani, kebutuhan
sosial, kebutuhan psikologi ini merupakan kebutuhan dasar dalam perkembangan
anak usia dini. Jika kebutuhan-kebutuhan ini tidak terpenuhi secara memadai
akan sangat mempengaruhi keutuhan perkembangan diri anak dimasa remaja dan
dewasa. Orang tua, guru dan para pemerhati pendidikan juga harus memahaminya
untuk mengetahui dengan mudah kebutuhan–kebutuhan yang diperlukan anak usia
dini, pengetahuan tersebut sangat penting sehingga orang tua dan guru tidak
mengharapakan sesuatu yang berlebihan kepada anak.
Prinsip-prinsip
perkembangan adalah pola-pola umum dalam suatu proses perubahan alamiah yang
teratur, universal dan berkesinambungan, yang dimaksud dengan perubahan yang
teratur adalah pertumbuhan pada manusia yang berjalan normal mengikuti tata
urutan yang saling berkaitan. Prinsip dasar pertumbuhan dan perkembangan adalah
sebagai berikut :
1)
Perkembangan merupakan hal yang teratur dan mengikuti
rangkaian tertentu.
2)
Perkembangan merupakan sesuatu yang terarah dan
berlangsung terus dalan carasebagai berikut :
a)
Cephalocaudal, pertumbuhan berlangsung dari kepala ke
arah bawah dari bagian tubuh.
b)
Proximosdital, perkembangan berlangsung terus dari daerah
pusat (proksimal) tubuh ke arah luar.
c)
Differantiation, ketika perkembangan berlangsung terus
dari hal yang mudah kearah yang lebih kompleks.
3)
Perkembangan merupakan hal yang komplek. Dapat
diprediksi, terjadi dengan pola yang konsisten dan kronologis.
4)
Perkembangan
merupakan hal yang unik untuk individu dan untuk potensi genetik,
dan setiap individu cenderung untuk mencari potensi maksimum perkembangan
5)
Perkembangan terjadi melalui konflik dan adptasi, dan
aspek yang berbedaberkembang pada waktu yang berbeda, menciptakan periode dari
keseimbangan dan ketidakseimbangan.
6)
Perkembangan meliputi tantangan bagi individu dalam
bentuk tugas yang pasti sesuai umur kemampuan.
7)
Tugas perkembangan membutuhkan praktik dan tenaga,
fokus perkembangan ini berbeda sesuai dengan setiap tahap perkembangan dan
tugas yang dicapai.
4. KEBUTUHAN
DASAR ANAK
1)
ASUH (Kebutuhan Biomedis)
Yaitu
menyangkut asupan gizi anak selama dalam kandungan dan sesudahnya, kebutuhan
akan tempat tinggal, pakaian yang layak dan aman, perawatan kesehatan dini
berupa imunisasi dan intervensi dini akan timbulnya gejala penyakit.
Atau Asuh Meliputi
kebutuhan sandang, pangan, papan seperti: nutrisi, imunisasi, kebersihan tubuh
& lingkungan, pakaian, pelayanan/pemeriksaan kesehatan dan pengobatan, olahraga, bermain
dan beristirahat.
a. Nutrisi:
Sejak anak
di dalam rahim, ibu perlu memberikan nutrisi seimbang melalui
konsumsi Makanan yang bergizi. Air Susu Ibu (ASI): nutrisi yang paling lengkap
dan seimbang bagi bayi (terutama pada 6 bulan pertama atau ASI Eksklusif).
Menu seimbang: protein, karbohidrat, lemak, vitamin, mineral, air.
b. Imunisasi
Anak perlu
diberikan imunisasi dasar lengkap agar terlindung dari penyakit-penyakit
yang dapat dicegah dengan imunisasi.
c. Kebersihan
Meliputi
kebersihan makanan, minuman, udara, pakaian, rumah,
sekolah, tempat bermain dan transportasi.
d. Bermain, aktivitas fisik, tidur
Anak perlu bermain, melakukan aktivitas fisik
dan tidur karena hal ini bermanfaat untuk :
-
Merangsang hormon pertumbuhan, nafsu makan, merangsang
metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein
-
Merangsang pertumbuhan otot dan tulang
-
Merangsang perkembangan
e. Pelayanan Kesehatan :
Anak perlu
diperiksa secara teratur. Contoh pelayanan kesehatan yang
teratur pada anak Balita adalah : anak ditimbang minimal
8 kali setahun, dilakukan SDIDTK minimal 2 kali setahun dan
diberikan kapsul Vitamin A dosis tinggi 2 kali setahun yaitu
setiap bulan Februari dan Agustus. Tujuan
pemantauan yang teratur untuk :
-
Mendeteksi secara dini dan menanggulangi bila
ada penyakit dan gangguan tumbuh-kembang
-
Mencegah penyakit
-
Memantau pertumbuhan dan perkembangan anak.
2) ASIH
(Kebutuhan emosianal)
Yaitu
pemberian kasih sayang. Penting menimbulkan rasa aman (emotional security)
dengan kontak fisik dan psikis sedini mungkin dengan ibu. Kebutuhan anak akan
kasih sayang, diperhatikan dan dihargai, pengalaman baru, pujian, serta
tanggung jawab.
Pada tahun-tahun
pertama kehidupan, hubungan erat, mesra, dan selaras antara ibu/pengganti ibu
dengan anak merupakan syarat mutlak untuk menjamin tumbuh kembang yang
selaras baik fisik, mental, maupun psikologi. Berperannya dan kehadiran
ibu/pengganti ibu sedini dan selanggeng mungkin, akan menjalin rasa aman bagi
bayinya. Ini diwujudkan demgan kontak fisik (kulit/mata) dan psikis sedini
mungkin, misalnya dengan menyusui bayi secepat mungkin segera setelah lahir.
Kekurangan
kasih sayang ibu pada tahun-tahun pertama kehidupan mempunyai dampak negative
pada tumbuh kembang anak baik fisik, mental maupun social emosi, yang disebut
“Sindrom Deprivasi Maternal”. Kasih saying dari orang tua akan menciptakan
ikatan yang eratdan kepercayaan dasar.
Pada tahun-tahun
pertama kehidupannya (usia dini) bahkan sejak anak masih di dalam
kandungan, anak mutlak memerlukan ikatan yang menciptakan rasa
aman dan nyaman.
Untuk itu
upayakan agar :
-
Anak merasa dilindungi
-
Memperhatikan minat, keinginan, dan pendapatnya
-
Memberi contoh, tidak memaksa
-
Membantu, mendorong/memotivasi menghargai pendapat
anak
-
Mendidik dengan penuh kegembiraan melalui kegiatan
bermain
-
Melakukan koreksi dengan kegembiraan dan kasih sayang
(bukan ancaman/hukuman).
3) ASAH (kebutuhan akan stimulasi mental dini)
Yaitu anak
perlu distimulasi sejak dini untuk mengembangkan sedini mungkin kemampuan
sensorik, motorik, emosi-sosial, bicara, kognitif, kemandirian, kreativitas,
kepemimpinan, moral dan spiritual anak.
Asah adalah
stimulasi yang diberikan. Untuk pemenuhan kebutuhan asah (stimulasi), meliputi
upaya untuk melakukan stimulasi baik secara verbal maupun nonverbal. Proses ini
merupakan cikal bakal proses pembelajaran, pendidikan, dan pelatihan yang
diberikan sedini dan sesuai mungkin.
Tujuan
stimulasi (Asah) Stimulasi anak usia dini (AUD) adalah kegiatan merangsang
secara memadai kemampuan dasar anak agar tumbuh dan berkembang optimal sesuai
potensi yang dimilikinya. Pemberian stimulasi/rangsangan (ASAH) juga perlu
diberikan sejak dini, stimulasi diberikan sesuai dengan tahapan usia si kecil.
Stimulasi adalah kegiatan merangsang dan
melatih kemampuan anak yang berasal dari lingkungan luar anak (orang tua atau
pengasuhnya).
-
Tujuan stimulasi untuk balita usia 0-1 tahun adalah
agar mereka harus mengenal sumber suara dan mencari objek yang tidak kelihatan,
melatih kepekaan perabaan, koordinasi mata-tangan dan mata- telinga.
-
Sedangkan untuk balita usia 2-3 tahun stimulasi yang
diperlukan adalah melatih mengembangkan ketrampilan berbahasa, warna,
mengembangkan kecerdasan dan daya imajinasi.
-
Tahapan balita usia 3-6 tahun adalah mengembangkan
kemampuan perbedaan dan persamaan, berhitung, menambah dan sportivitas.
Stimulasi akan membuat sistem syaraf berfungsi dengan baik. Tumbuh kembang otak
manusia mencapai puncaknya saat balita mencapai usia lima tahun. Selain bantuan
stimulasi dan nutrisi, yang tidak kalah penting adalah dukungan keluarga dalam
mengoptimalkan stimulasi pada anak.
Pemberian
stimulasi dan nutrisi pada anak tidak dapat diserahkan sepenuhnya kepada
pengasuh atau baby sitter. Orangtua harus berperan aktif membina kebersamaan
keluarga dan menciptakan waktu berkualitas (quality time) dengan waktu yang
sedikit namun dimanfaatkan sebaik-baiknya.
Hal itu bisa
diterapkan dalam hal sederhana misalnya makan bersama. Kesempatan itu dapat
dimanfaatkan untuk mengenalkan aneka ragam makanan, nama dan warnanya kepada
anak, serta mengajarkan ketrampilan makan. Saat anak minum susu dapat dibarengi
membacakan buku cerita atau menonton televisi sambil menyelipkan pesan manfaat
minum susu bagi anak. Usahakan mendampingi anak dan bercakap-cakap saat
menonton televisi. Ajak anak berolahraga atau bermain mengenal alam dan
lingkungannya pada akhir pekan. Kebersamaan antar orang tua dan anak sangat
dibutuhkan untuk menjalin komunikasi guna memungkinkan pemberian stimulasi dan
nutrisi yang tepat untuk anak.
Kebutuhan
stimulasi atau upaya merangsang anak untuk memperkenalkan suatu pengetahuan ataupun
keterampilan baru ternyata sangat penting dalam peningkatan kecerdasan anak.
Stimulasi pada anak dapat dimulai sejak calon bayi berwujud janin, sebab janin
bukan merupakan makhluk yang pasif. Di dalam kandungan, janin sudah dapat
bernapas, menendang, menggeliat, bergerak, menelan, mengisap jempol, dan
lainnya.
Terdapat 4
aspek kemampuan dasar anak yang perlu mendapatkan rangsangan yaitu: kemampuan
gerak kasar, kemampuan gerak halus, kemampuan bicara dan berbahasa, serta
kemampuan bersosialisasi (berinteraksi) dan kemandirian.
1) Kemampuan
gerak kasar atau kemampuan motorik kasar adalah kemampuan anak melakukan
pergerakan dan sikap tubuh dengan melibatkan otot-otot besar, misal: kemampuan
berguling, tengkurap, berdiri dan berjalan.
2) Kemampuan
gerak halus atau kemampuan motorik halus adalah kemampuan anak melakukan
pergerakan bagian-bagian tubuh tertentu dengan melibatkan otot-otot kecil
tetapi memerlukan koordinasi yang cermat, misal: menjepit dengan jari-jari,
menulis, mengamati sesuatu.
3) Kemampuan
bicara dan bahasa adalah kemampuan anak mengungkapkan sesuatu melalui berbicara
dan berbahasa, memberikan respon terhadap suara, mengikuti perintah, dst.
4) Kemampuan
bersosialisasi (berinteraksi) adalah kemampuan anak bersosialisasi dan
berinteraksi dengan lingkungan dan orang-orang di sekelilingnya, dan
kemandirian adalah kemampuan melakukan sesuatu tanpa bantuan pihak lain atau
mandiri (makan dan minum sendiri, memakai pakaian sendiri, dst). Kemampuan
dasar lain yang juga perlu mendapatkan stimulasi adalah kemampuan kognitif,
kreatifitas dan moral-spiritual
Beberapa
prinsip dasar dalam melakukan stimulasi pada anak usia dini yang perlu
diterapkan yaitu :
1)
Stimulasi dilakukan dengan dilandasi rasa cinta dan
kasih sayang terhadap anak.
2)
Selalu tunjukkan perilaku yang baik karena anak
cenderung meniru tingkah laku orang-orang terdekat dengannya.
3)
Dunia anak dunia bermain, karena itu stimulasi
dilakukan dengan cara mengajak anak bermain, bernyanyi dan variasi lain yang
menyenangkan, tanpa paksaan dan hukuman.
4)
Berikan
stimulasi sesuai umur anak.
5)
Stimulasi dilakukan dengan cara-cara yang benar,
secara bertahap dan berkelanjutan sesuai umur anak.
6)
Menggunakan alat bantu/alat permainan yang sederhana,
aman dan ada disekitar kita.
7)
Anak laki-laki dan perempuan diberikan kesempatan yang
sama.
Dalam
menstimulasi tumbuh kembang anak ada beberapa langkah yang bisa dilakukan,
diantaranya adalah :
1)
Berikan gizi dan makanan yang sesuai dengan masa
pertumbuhan dan perkembangan pada anak,yang sangat diperlukan terutama dalam memacu
pertumbuhan fisik dan otak pada anak.
2)
Mencukupi kebutuhan nutrisi seperti makanan yang
banyak mengandung potein, vitamim B1, B6, yodium, asam folat, seng, DHA, dsb.
3)
Cukupi ASI. Karena ASI menjadi kebutuhan paling
fundamental dalam membantu tumbuh kembang anak secara baik dan maksimal.
4)
Pentingnya melakukan stimulasi dini kepada anak.
Beberapa
kategori yang harus diperhatikan berdasarkan usia anak supaya hasil yang didapatkan
bisa sesuai dengan yang diinginkan, yakni :
1)
Usia anak 0-3 bulan, bentuk stimulasi dilakukan dengan
memeluk, menggendong, mengajaknya tersenyum, berbicara, membunyikan suara
seperti musik dan instrumen musik, dipegangkan mainan, dsb.
2)
Usia anak 3-6 bulan, bisa diajak dengan melihat wajah
ibunya sendiri, ditengkurapkan, bolak-balik badannya dan duduk.
3)
6 – 9 bulan, bisa dengan memanggil namanya secara
berulang-ulang, bertepuk tangan, bersalaman, dan mendongeng.
4)
Usia, 9-12 bulan, bisa dengan mengajarkannya
memasukkan mainan ke dalam keranjang atau menyebut nama mama dan papanya karena
prinsipnya anak sudah mengerti apa yang diperintahkan.
5)
Usia 12-18 bulan, ajari berjalan mengelilingi rumah,
berikan pensil warna untuk mencorat-coret dan mulai mengenal warna-warni satu
persatu.
6)
Usia 18-24 bulan, ajak anak untuk bertanya anggota
tubuhnya seperti telinga, mata, tangan, hidung, mulut, dsb.
7)
Usia 2-3 tahun, kondisi dimana ia sudah hampir bisa
melakukan semua hal. Saatnya bagi orang tua untuk mulai mengajarkan berbagai
kata sifat sedih, gembira, senang. Dsb.
8)
Memberikan ragam stimulasi kinestetik mulai usia 0
hingga 6 tahun.
Bentuk
stimulasi (asah) yang diberikan :
a) Usia 0-1
tahun.
Di usia 3-4
bulan kandungan, janin sudah menunjukkan gerakan tubuh pertamanya, yang semakin
bertambah sejalan dengan pertambahan usia kehamilan. Gerakan kedua muncul saat
bayi lahir, yaitu gerak refleks. Gerakan seperti mengisap puting susu ibu,
gerak refleks tangan dan kaki, mengangkat kepala saat ditengkurapkan, dan membuka
jari saat telapak tangannya disentuh, merupakan gerakan refleks yang bertujuan
untuk bertahan hidup, gerak refleks seharusnya distimulasi agar kemampuan awal
si kecil terbentuk.
Contohnya,
bila gerak refleks tangan distimulasi dengan baik, dalam usia 2-3 bulan, bayi
memiliki kemampuan menggenggam benda-benda yang berukuran besar. Stimulasi yang
bertahap dan berjenjang akan memberikan manfaat dalam kemampuan dan
keterampilan menggenggam pada bayi. Bayi akan mampu menggenggam benda-benda
yang lebih kecil hingga akhirnya bisa menggenggam sendok atau pensil warna.
Kemampuan
kinestetik lain yang mesti dimiliki bayi usia 3-6 bulan adalah merayap dan
merangkak. Kemampuan ini merupakan awal dari perkembangan bergerak maju, duduk,
berdiri, dan berjalan. Orangtua bisa menempatkan bola warna-warni di depan bayi
saat ia tengkurap. Warna-warni akan menarik bayi untuk mengambil dengan
berusaha bergerak maju. Setelah merangkak, anak akan belajar berjalan. Untuk
berjalan, diperlukan kekuatan otot kaki, punggung, perut, keseimbangan tubuh,
koordinasi mata-tangan-kaki, serta aspek mental, emosional, dan keberanian.
Dengan banyaknya aspek yang terlibat dalam proses berdiri dan berjalan, jumlah
sel otak yang terstimulasi pun bertambah banyak. Saat belajar berjalan, anak
mencoba merambat dan berdiri sambil berpegangan benda-benda yang kuat.
b) Usia 1-2
tahun
Di usia
setahun, seluruh kemampuan dan keterampilan kinestetiknya sudah terbentuk.
Untuk itu, perlu diberikan pengembangan stimulasi dengan penambahan pada
bentuk, media, tingkat kesulitan, dan lainnya. Cara yang mudah adalah banyak
bermain bersama anak seperti berlari, melompat, melempar, menangkap, berguling,
dan lain-lain. Anak akan lebih mudah belajar melempar daripada menangkap. Agar
kemampuan anak menangkap bola atau benda bertambah, rajin-rajinlah orangtua
bermain lempar-tangkap bola. Dengan cara ini pula kemampuan koordinasi mata dan
tangan anak akan terlatih. Bila anak sudah mampu menangkap dan melempar,
tingkat kesulitannya bisa ditambah.
Contohnya,
menambah jarak lempar-tangkap, mengganti bola yang lebih besar dengan yang
kecil, serta arah lemparan semakin cepat. Teknik-teknik tersebut akan membantu
menguatkan otot-otot lengan anak serta mengembangkan keterampilan motorik halus
dan kasar, koordinasi mata-tangan, visual-spasial, kecepatan reaksi, dan
kelenturan. Kesemuanya, menurut Bambang, merupakan respon dari sel-sel otak.
Keterampilan motorik halus dan kasar berguna untuk kemampuan menulis,
menggambar, melukis, dan keterampilan tangan lainnya. Anak juga bisa dilatih
mengembangkan otot kaki, misalnya menendang bola, melompat dengan dua kaki, serta
menaiki anak tangga (tentu dibantu orang dewasa).
c) Usia 3-4
tahun
Anak usia
3-4 tahun berlari lebih cepat ketimbang anak usia 1-2 tahun, lemparannya lebih
kencang, dan sudah mampu menangkap dengan baik. Kemampuan motorik kasar otot
kaki anak, selain berjalan dan berlari cepat, antara lain mampu melompat dengan
dua kaki, memanjat tali, menendang bola dengan kaki kanan dan kiri. Untuk
motorik kasar otot lengan, anak mampu melempar bola ke berbagai arah, memanjat
tali dengan tangan, mendorong kursi, dan lainnya. Kemampuan yang melibatkan
motorik halus untuk koordinasi mata-tangan, yaitu mampu memantul-mantulkan bola
beberapa kali, menangkap bola dengan diameter lebih kecil, melambungkan balon,
keterampilan coretan semakin baik.
Agar
kemampuan dan keterampilan motorik halus serta kasar kian berkembang, anak bisa
diberikan stimulasi kinestetik. Ia mencontohkan beberapa hal seperti berjalan
atau berlari zigzag, berjalan dan berlari mundur untuk mengembangkan otak
kanan, melompat dengan dua kaki ke berbagai arah, menendang bola dengan kaki
kanan atau kiri ke berbagai arah, melempar bola ke berbagai arah dengan bola
sedang sampai kecil, melempar bola ke sasaran seperti huruf, angka, atau
gambar, menangkap bola dari berbagai arah, bermain bulutangkis, mencoret-coret
berbagai bentuk geometri untuk mengembangkan otak kiri dan kanan, serta
menggerakkan kedua tangan dan kaki dengan memukul drum mainan.
d) Usia 5-6
tahun
Pada usia
5-6 tahun, hampir seluruh gerak kinestetiknya dapat dilakukan dengan efisien
dan efektif. Gerakannya pun sudah terkoordinasi dengan baik. Namun, anak
kelompok usia ini lebih menyukai permainan yang tidak banyak melibatkan motorik
kasar. Mereka lebih menyukai permainan yang menggunakan kemampuan berpikir
seperti bermain puzzle, balok, bongkar pasang mobil, serta mulai tertarik pada
games di komputer maupun play station.
Faktor
genetika memang mempengaruhi tingkat kecerdasan anak saat dilahirkan. Namun
kecerdasan saat anak beranjak dewasa juga ditentukan dari nutrisi dan stimulasi
yang diberikan oleh orang tua mereka. Kedua hal ini, yaitu nutrisi dan
stimulasi, bahkan paling berperan menentukan kecerdasan anak dalam masa
pertumbuhan.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa Pertumbuhan
(growth) merupakan peningkatan jumlah dan besar sel diseluruh bagian tubuh
selama sel-sel tersebut membelah diri dan menyintesis protein-protein baru.
Menghasilkan penambahan jumlah berat secara keseluruhan atau sebagian. Dan
Perkembangan (development), adalah perubahan secara berangsur-angsur dan
bertambah sempurnanya fungsi alat tubuh, meningkat dan meluasnya kapasitas
seseorang melalui pertumbuhan, kematangan, atau kedewasaan, dan pembelajaran.
(wong, 2000).
Anak
sejak lahir telah memiliki potensi yang berbeda satu sama lain. Oleh karena itu
perlu diberi dorongan, bimbingan dan pengaruh positif agar dapat tumbuh dan
berkembang secara optimal. Dalam pemberian pengaruh ini pendidik perlu
mengetahui masa perkembangan anak. Pengaruh kebaikan yang diberikan kepada anak
sebaiknya dihubungan dengan berbagai kecerdasan yang dimiliki akan. Supaya
nanti dapat menghasilkan manusia yang berkepribadian utuh.
Anak
adalah subjek yang harus diperhatikan, di beri kebebasan untuk tumbuh maupun
berkembang sendiri berdasarkan apa adanya. Tugas pendidik adalah mempengaruhi
karena itu perlu pembiasaan, keteladanan, dan pembelajaran. Pemberian kegiatan
pada anak perlu disesuaikan dengan kematangan dan perkembangan anak. Sehingga
nanti dapat menjadi anak yang sehat, cerdas dan ceria. Beberapa pandangan
diatas dapat dijadikan acuan untuk mendidik anak usia sekolah agar menjadi anak
yang sehat cerdas melalui bermain.
B. Saran
Adapun saran-saran dalam penulisan makalah ini
adalah :
Dapat meningkatkan wawasan tentang
pertumbuhan dan perkembangan masa konsepsi sampai remaja.
DAFTAR PUSTAKA
Soetjiningsih, SpAk,
1995, Tumbuh Kembang Anak,
Jakarta: EGC.
Hidayat, A.Aziz Alimul, 2006, Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Aplikasi
Konsep dan Proses Keperawatan, Jakarta: Salemba Medika.
Hurlock, Elizabeth.
1993. Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan,
Jakarta: Erlangga.
Hidayat, A. Aziz
Alimul, 2008. Ilmu Kesehatan Anak Untuk Pendidikan Kebidanan. (Jakarta: Salemba
Medika, 2008). Hlm. 42.
Departemen Kesehatan RI, 2006, Pedoman Pelaksanaan Stimulasi,
Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan
Kesehatan Dasar.